Menelusuri Jejak Para Pemegang Saham Go-Jek

Sifi Masdi

Friday, 02-08-2019 | 09:57 am

MDN
Kantor Go-jek [ist]

Jakarta, Inako

Belum lama ini sempat heboh soal pemilik para unicorn lokal yang menjadi kebanggaan Presiden Joko Widodo ternyata sudah milik asing tepatnya Singapura. Informasi tersebut terlontar dari hasil riset Google Temasek.

Sempat mendukung informasi tersebut, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong akhirnya meralat ucapannya sambil menyebut bahwa para unicorn lokal, yakni Gojek, Tokopedia, Traveloka dan Bukalapak, adalah milik lokal dan berbasis di negeri ini.

Para pihak unicorn sendiri juga membantah persoalan tersebut dan memastikan bahwa mereka merupakan perusahaan yang berbasis di Indonesia. Salah satunya adalah Gojek.

Sejumlah sumber menyebutkan bahwa Chief of Corporate Affairs Gojek, Nila Marita mengungkapkan bahwa Gojek adalah perusahaan yang terdaftar di Indonesia dengan nama PT Aplikasi Karya Anak Bangsa. Seluruh penanaman modal dan investasi ditanamkan dan dibukukan secara penuh di perusahaan tersebut. Dan ia pun memastikan Gojek tidak memilik induk perusahaan di Singapura.

Data dari Ditjen Administrasi Hukum Umum (AHU), tercatat bahwa  Gojek memang milik PT Aplikasi Karya Anak Bangsa dan berstatus sebagai penanaman modal asing alias PMA. Alamatnya berada di Gedung Equity Tower Lantai 35, Jenderal Sudirman.

Yang menarik dari data tersebut adalah ternyata cukup banyak pemegang saham dari perusahaan aplikasi tersebut. Selain ada nama pendiri seperti Nadiem Makarim yang masih punya tiga seri saham, terdapat juga beberapa pribadi dan perusahaan yang tercatat. Baik itu dari dalam negeri maupun luar negeri. 

Sebut saja ada Allianz Strategic Investments SARL, Anderson Investment Pte Ltd, Asean China Investment Fund (US) III LP, Gamvest Pte Ltd, Golden Signal Limited, dan Google Asia Pacific Pte Ltd.

Kemudian, ada pula KKR Go Investment Pte Ltd, London Residential II SARL, Natural Plus Holdings Limited, OZ GOJ Sculptor Investments SARL dan investor asing lainnya.

Ada juga investor dalam negeri. Sebut saja PT Astra International Tbk, PT Asuransi Jiwa Sequis Life, PT Chandramahkota Prima, PT Global Digital Niaga, PT Northstar Pacific Investasi, PT Sigmantara Alfindo, PT Union Sampoerna, PT Radianx Capital LP dan lainya.

Kemudian ada Rakuten Europe SARL, Sequoia Capital India Growth Investments, Sisteen Dragonfruit SARL, Tencent Mobilty Limited, WP Gojek Invesments Partnership LP, WP Investments VI BV, dan lainnya.

Para pemegang saham tersebut mempunyai saham dalam seri yang berbeda dengan jumlah yang beragam. Dengan jumlah per seri antara puluhan juta rupiah hingga puluhan miliar rupiah.

 

 

 

KOMENTAR