Mengenal Black Box Atau Kotak Hitam Pesawat

Jakarta, Inako

Penyelam dari Taifib Marinir TNI AL yang tergabung dalam tim Basarnas pencari pesawat Lion Air JT-610 telah menemukan sebagian dari Black Box atau Kotak Hitam yang merupakan alat penting untuk mengetahui mengapa pesawat tersebut mengalami kecelakaan.

Sebenarnya apa itu Kotak Hitam ?

Kotak Hitam sebenarnya tidak berwarna hitam, tapi berwarna oranye supaya mudah dicari saat terjadi kecelakaan pesawat.

Alat ini diperkenalkan pada tahun 1957 oleh David Warren dan pertama kali wajib dipasang pada pesawat komersial oleh pemerintah Australia pada tahun 1960.

Ada dua alat utama dalam Kotak Hitam ini, yaitu :

1. Flight Data Recorder (FDR) 

FDR ini mencatat informasi 88 parameter penerbangan, mulai dari kompas, arah, ketinggian, hingga kecepatan pesawat di udara, dan sebagainya, yang bersifat teknis. Apa yang terjadi selama penerbangan dalam kurun 25 jam terakhir akan direkam oleh alat ini. FDR ini biasanya ditempatkan di bagian ekor pesawat.

2. Cocpit Voice Recorder (CVR)

CVR yang merekam seluruh pembicaraan yang dalam kokpit. CVR tidak hanya merekam percakapan pilot dan kopilot, namun juga beragam suara yang bisa merupakan petunjuk penting, seperti suara mesin, suara alarm, bahkan suara kursi yang digeser jika awak kabin bergerak. CVR akan merekam selama 30 menit, setelah 30 menit maka rekaman sebelumnya akan ditimpa oleh rekaman yang baru.

Kotak Hitam dilengkapi oleh pemancar sinyal, yang nantinya akan bisa ditangkap oleh pelacak sinyal yang dinamakan ping locator, yang biasanya akan di gunakan bila berada di dalam air. Kota Hitam mempunyai baterai yang akan bertahan selama 30 hari.

Kotak hitam dirancang sedemikian rupa sehingga bisa menyimpan dan menyelamatkan data penting tersebut.

Kotak pembungkusnya terbuat dari aluminium, lalu ada lapisan insulasi yang berfungsi melindungi peranti dari suhu tinggi, dan di bagian terluar ada pembungkus dari bahan titanium atau baja, sehingga Kotak Hitam ini bisa bertahan dari api hingga 1.100 derajat Celcius.

Kotak hitam terbuat dari aluminium, berbobot 10 kilogram, dan memiliki panjang 49,7 sentimeter, harganya sekitar $50.000 atau Rp750 juta per unit.