Menimbang Surat DPP Partai Golkar dan Tantangannya bagi PKB - PDIP

Hila Bame

Friday, 27-03-2020 | 10:26 am

MDN

 

Oleh.  : Adlan Daie

Pemerhati dan peneliti politik elektoral Indramayu.

 

Jakarta, Inako


Teki teki siapa bakal calon bupati Indramayu yang akan diusung partai Golkar dalam kontestasi pilkada 2020 mulai terkuak pelan, tidak jauh dari prediksi mayoritas pemerhati politik Indramayu,  yakni Sdr. H Daniel Muttaqien, Anggota DPR RI  fraksi partai Golkar,  putra pasangan H. Yance - Hj. Ana Shopanah, keduanya mantan bupati Indramayu masing masing dua periode, berdasarkan surat penetapan sementara DPP partai Golkar no: B-133/Golkar/III/2020, tanggal 20 Maret 2020  di tandatangani ketua umum, Airlangga Hartarto dan Sekretaris Jenderal Lodwijk F. Paulus.

BACA JUGA: Survey Elektoral dan Sinyal Untuk KPUD


Terlepas dari perihal pokok suratnya bersifat penetapan sementara, bersyarat  (koalisi),  sewaktu waktu bisa berubah dan belum terkonfirmasi validitasnya merujuk pernyataan Plt ketua partai Golkar Indramayu, Sdr.  Sukim Nur Arif sebagaimana dimuat salah satu media online  pantura (26/3/2020), katakanlah benar  adanya surat di atas, lalu apa kabar dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan PDI Perjuangan serta bagaimana artikulasi responsnya atas beredarnya surat di atas?


Pertanyaan di atas hendak menegaskan ulang apa.yang didefinisikan Harold D. Lasswel tentang tujuan politik dalam bukunya "Politics : Who Gets What, When  And How" , apa yang hendak diraih oleh PKB dan PDIP dalam kontestasi pilkada  Indramayu tahun 2020  selain memimpin gerakan untuk memenangkan masa depan perubahan Indramayu, ataukah sekedar game politik medioker ibarat tebu diambil manisnya dibuang ampasnya seperti lantunan lagu "Kecewa"  Dian Anic, artis tangga teratas di wilayah Indramayu Cirebon?

BACA JUGA: Ujian Politik PKB dan PDIP


PKB dan PDIP, dua partai politik yang ditakdirkan kokoh representasi sosialnya di akar rumput adalah pewaris paling sah mewakili rumpun politik santri dan nasionalis dalam sejarah elektoral di Indonesia. Keduanya meskipun berbeda bukan saja sekedar warna simbolisnya melainkan juga irisan fragmentasi sosial pemilihnya akan tetapi mudah dipertemukan dalam satu titik kepentingan simpul simpul perjuangan kerakyatan saat ibu pertiwi tiba memanggilnya lewat getar getar suara mayoritas diam  yang terkunci hegemoni politik kekuasaan.


Fakta fakta historis inilah yang seharusnya menjadi ruh kesadaran kolektif para elite PKB dan PDIP untuk mengayunkan langkah perubahan politik Indramayu dalam kontestasi pilkada 2020,  sulit ditaklukkan poros kekuatan politik manapun kecuali oleh mentalitas pragmatisme para.elitenya. Sebuah godaan psyikhologi politik jika mampu dilewatinya dengan mewarisi.karakter politik Bung Karno.dan KH. Hasyim Asy'ari, dua tokoh panutan sentralnya,  akan mengobarkan resolusi jihad perubahan politik  dalam kontestasi pilkada Indramayu tahun 2020.


PKB dan PDIP harus menyadari sepenuhnya di pundak mereka tanggung sejarah perubahan dituntaskan melalui kontestasi pilkada Indramayu tahun 2020. Jika dulu Bung Karno dengan lantang berkata "Berikan padaku sepuluh pemuda akan kuguncang dinamika perubahan politik dunia",  dan jika dulu KH. Hasyim Asy'ary tak bergeming dengan tawaran politik kompromi ala Belanda dan Jepang demi kehormatan bangsanya maka dalam konteks spirit kekinian sudah tiba waktunya bagi PKB dan PDIP  bersatu  memimpin jalan menderita merambah jalan politik mulia sebagai lokomotif perubahan Indramayu.

BACA JUGA: 

Dewa Siap Lahir Batin Maju Dalam Pilkada Indramayu

 

Karena  itu, Bagi PKB dan PDIP (dan partai partai lain dalam satu visi bersama koalisi perubahan masyarakat sipil) bukan saatnya berdebat dan berdiskusi tentang siapa yang akan maju diusung partai Golkar dan tidak ada urgensinya membahas validitas dan keabsahan surat DPP partai Golkar di atas dari rapat ke rapat tanpa ada ujung talinya. 

Hal terpenting bagi PKB dan PDIP bagaimana menlockdown dan mengkarantina diri dalam sebuah koalisi solid dan kokoh merumuskan paket pasangan dengan sejumlah pertimbangan matang untuk memenangkan pilkada tahun 2020 dengan siapapun paket pasangan yang akan diusung partai Golkar, selalu menjarak jarak dari hipnotis tarian politik yang piawai orkestrasinya dimainkan partai Golkar.


Pertaruhan memenangkan  pilkada tahun 2020 bagi PKB dan PDIP bukan sekedar bermakna kemenangan bagi PKB dan PDIP sendiri akan tetapi sebuah harapan transformatif bagi kemenangan seluruh rakyat Indramayu. Pertanyaan apa kabar PKB dan PDIP  (?) di atas adalah sebuah kegelisahan atas harapan publik yang tersisa untuk bergotong royong mewujudkan harapan rakyat akan hadirnya suasana perubahan kebatihan politik.di Indramayu.

Jika harapan ini ibarat tangan tak sampai karena egoisme politik keduanya, terhipnotis tarian politik partai Golkar atau pisah jalan karena takluk oleh pragmatisme politik entah kemana lagi mayoritas rakyat diam mengadu kecuali pasrah sembari menyanyikan lagu "ibu pertiwi" yang lagi sedih dan bersusah hati.

Semoga selalu ada jalan bagi perubahan.
 

KOMENTAR