Moeldoko: Dalam Permainan Caci Ada DNA Prajurit TNI

Jakarta, Inako
Kelapa Staf Kepresidenan Moeldoko merasa bangga sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia atau TNI saat melihat permainan caci dalam Festival Budaya Manggarai.

Hal itu disampaikan Moeldoko saat menghadiri Festival Budaya Manggarai hari kedua di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Minggu (25/6/2023).
Pentas budaya yang mengusung tema “Ca Nai, Ca Manggarai, Tana Kuni Agu Kalo”, diselenggarakan oleh Komunitas Perempuan Manggarai (KPM) Jakarta dengan didukung oleh Ikatan Keluarga Manggarai Bekasi (Ikamasi), Ikatan Keluarga Manggarai Kebun Jeruk (IKMKJ) dan warga Manggarai yang ada di Jabodetabek.

“Saya bersama Deputi 2 Kantor Staf Kepresidenan hadir di tengah festival caci yang luar biasa. Saya selaku prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI), sungguh menikmati dan merasakan kebanggaan saya melihat apa yang anda lakukan,” tegas Moeldoko saat menyampaikan sambutan.
Menurut mantan Panglima TNI ini, DNA TNI sebenarnya hampir sama dalam permaiann caci. Ada tiga hal yang memiliki kemiripan satu sama lain, pertama, dalam permainan caci itu ada DNA keberanaian; kedua ada DNA Kebijaksanaan.

“Kebijaksanaan itu ditunjukan dalam berangkulan atau berpelukan setelah lawan memukul. Bagi saya, ini sesuatu yang luar biasa. Pasalnya, tak ada satu pun terbersit rasa dendam dan jengkel dan seterusnya. Bagi saya ini hal yang luar biasa,” tambah Moeldoko.
Ketiga, dalam permainan caci ada kecerdasan, karena di dalamnya ada permainan taktik. Artinya, dalam permainan caci itu, mereka yang terlibat di dalamnya memiliki taktik tentang cara menghindari serangan dan menyiapkan pertahanan yang baik. Hal inilah yang membuat permainan caci itu sungguh-sungguh asyik dinikmati.
Tanggapan KPM
Terkait dengan kehadiran Moeldoko yang mewakali pemerintah dalam festival budaya kali ini, Ketua Komunitas Perempuan Manggarai (KPM), Emmiliana A.K, mengakui bahwa pihaknya sempat berbincang dengan Moeldoko terkait persiapan acara ferstival tersebut.
Ia mengatakan bahwa anggota KPM sempat beraudiensi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Mereka mengakui prihatin terkait tidak maksimalnya pemanfaatan dari sisi budaya Manggarai setelah Labuan Bajo ditetapkan sebagai destinasi wisata super premium.

“Sebenarnya, Menggarai itu memiliki kekayaan yang luar biasa. Saya sering melihat bahwa kebanyakan wisatawan yang datang ke sana, hanya terkesan dengan keindahan Pulau Padar, Pulau Komodo, Wae Rebo. Namun hanya sedikit saja yang bicara soal kekayaan budaya Manggarai. Nah, kami melihat bahwa ini yang coba kita optimalkan, dengan melakukan pentas atau festival budaya di Taman Mini ini. Karena Taman Mini merupakan representasi dari Indonesia mini,” tutur Emmiliana.
KOMENTAR