NasDem Nilai Trilogi Pembangunan Soeharto Tidak Relevan Lagi di Era Jokowi

Sifi Masdi

Monday, 16-07-2018 | 12:18 pm

MDN
Sekjen NasDem Johnny G Plate [ist]

Jakarta, Inako

Partai Berkarya menyarankan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjalankan ajaran Presiden ke-2 RI Soeharto sebagai solusi masalah Indonesia saat ini, yaitu menjalankan trilogi pembangunan. Sebagai parpol pengusung Jokowi, NasDem menilai konsep pembangunan trilogi Soeharto tidak bisa dijalankan Jokowi saat ini, karena situasinya berbeda.

"Tidak mungkin pakai konsep trilogi pembangunan Orde Baru, karena situasinya berbeda. Trilogi pembangunan yang sekarang, yang disesuaikan relevansinya dengan keterkenian Indonesia," ujar kata Sekjen NasDem Johnny G Plate, Minggu (15/7/2018).

Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso [ist]

 

Johnny menilai konsep pembangunan trilogi zaman Soeharto asal mengejar pertumbuhan, namun penuh dengan ketimpangan ekonomi. Sementara itu lingkungan global saat ini sudah jauh berbeda.

"Ya kalau kita mau mengejar stabilitas, ya stabilitas pemerintahan yang dulu dengan yang sekarang sudah berbeda. Dulu pemerintahannya Presiden dipilih di MPR, sekarang melalui pemilihan langsung, demokrasinya sudah berbeda," katanya.

Sebelumnya, Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso meminta Presiden Jokowi menjalankan ajaran Soeharto untuk solusi dari masalah di Indonesia saat ini. Ajaran tersebut mengenai pertumbuhan ekonomi, menjaga stabilitas, dan trilogi pembangunan. Johnny menilai Priyo tidak menyeluruh melihat konsep Nawa Cita yang dijalankan Jokowi.

"Priyo tidak mengikuti secara detil kebijakan-kebijakan yang ada di dalam Nawa Cita, kalau mengikuti secara detil pasti tidak akan beda pendapatnya. Pak Jokowi menerapkan Nawa Cita, tetapi juga memperhatikan trilogi pembangunan yang tentu disesuaikan relevansinya dengan perkembangan terakhir, perkembangan terkini Indonesia dan global," ucapnya.

Johnny mencontohkan, dalam melakukan pembangunan, Jokowi memperhatikan dengan baik pertumbuhan ekonomi dan sebaran dari pertumbuhan ekonomi tersebut.

"Sebaran pertumbuhan ekonomi atau yang disebut dengan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, kenapa? Karena kita tidak saja menjaga pertumbuhan ekonomi, tapi kita juga ingin memperkecil disparitas ekonomi antar wilayah," jelasnya.


 

KOMENTAR