Ngeri, Paruh Pertama 2019 Utang Global Tembus Angka Rp 3,5 Juta Triliun

Sifi Masdi

Monday, 18-11-2019 | 17:56 pm

MDN
Ilustrasi utang global [ist]

Jakarta, Inako

International Institute of Finance (IIF) meliris laporan terkait kenaikan utang global pada paruh pertama 2019. Kenaikan utang global paruh pertama 2019 menembus angka US$ 250 triliun atau sekitar Rp 3,5 juta triliun (estimasi kurs Rp 14.000/dolar). IIF mencatat Amerika Serikat dan China memegang rekor sebagai negara yang paling banyak melakukan pinjaman (utang).

Laporan itu menyebut utang global melonjak US$ 7,5 triliun dalam enam bulan pertama tahun 2019. Jumlah keseluruhan mencapai US$ 250,9 triliun pada akhir periode ini, dan akan melebihi US$ 255 triliun pada akhir 2019.

"China dan AS menyumbang lebih dari 60% kenaikan. Demikian pula, utang negara berkembang (emerging market/EM) juga mencapai rekor baru US$ 71,4 triliun (220% dari PDB). Dengan beberapa tanda perlambatan dalam laju akumulasi utang, kami memperkirakan bahwa utang global akan melampaui US$ 255 triliun tahun ini," kata IIF dalam laporan tersebut.

Lalu apa  yang menjadi faktor pemicu meningkatnya jumlah utang global? Laporan beberapa media internasional menyebutkan bahwa pemicu naiknya utang global karena kebijakan suku bunga rendah. Kebijakan ini mendorong korporasi dan pengusaha beramai-ramai meminjam lebih banyak uang.

"Namun, dengan semakin berkurangnya ruang lingkup pelonggaran moneter lebih lanjut di banyak bagian dunia, negara-negara dengan tingkat utang pemerintah yang tinggi (Italia, Lebanon), serta negara-negara di mana utang pemerintah tumbuh dengan cepat (Argentina, Brasil, Afrika Selatan, dan Yunani ), mungkin akan lebih sulit untuk beralih ke stimulus fiskal," kata laporan IIF.

 

KOMENTAR