Nilai-Nilai Pancasila Jaga Kebhinekaan dan Persatuan Bangsa

Sifi Masdi

Friday, 13-11-2020 | 20:32 pm

MDN
Peserta Webinar kebangsaan, Jumat (13/11) [dok: tjoki]  

 

Jakarta, Inako

Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan tahun 2020 Alumni Angkatan II Pemantapan Nilai-Nilai (TAPLAI) Kebangsaan Lemhannas RI mengadakan Webinar (virtual) dengan judul “Refleksi Peringatan Hari Pahlawan melalui Nilai-nilai Pancasila untuk Menjaga Kebhinnekaan dan Persatuan Bangsa dalam Menghadapi Tantangan Global”, Jakarta, Jumat (13/11/2020).

Webinar ini menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain, Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn.) Agus Widjojo, Yudi Latief, dan Sylviana Murni. Acara ini dipandu oleh Octavia Indrasari dan dan Dudy Agusta sebagai moderator. Adapun para Alumni Taplai memiliki latar belakang profesi yang beragam, baik dari pemerintahan maupun swasta, serta berasal dari daerah dan luar negeri, misalnya para mahasiswa yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI).

Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn.) Agus Widjojo [dok:tjoki]

 

Tjoki Aprianda Siregar, Ketua Panitia Webinar, mengatakan bahwa webinar itu diikuti oleh 328 orang masyarakat.  Ia menjelaskan bahwa webinar ini diselenggarakan sebagai sumbangsih Alumni Taplai kepada masyarakat.

Menurut Tjoki, nilai-nilai perjuangan pahlawan dan persatuan dalam Kebhinnekaan merupakan hal-hal yang memerlukan kontemplasi bersama, karena saat ini Indonesia menghadapi tantangan global yang dipicu kemajuan teknologi digital, masuknya nilai-nilai budaya asing, dan cara pandang yang keliru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Yudi Latief [dok:tjoki]

 

Dalam kata sambutannya, Agus Widjojo menyampaikan bahwa untuk menjadi seorang pahlawan dimulai dengan sikap dan tindakan yang mengorbankan diri demi membela kehormatan bangsa dan negara.

Hal senada juga diungkapkan oleh Yudi Latief.  Menurut Yudi, tugas pemimpin sebagai pahlawan masa kini adalah mencari dasar-dasar atau esensi pokok keberagaman dan kesamaan di tengah kemajemukan Bangsa Indonesia untuk dirajut dengan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Pancasila untuk tujuan melahirkan kemakmuran yang inklusif.  

“Yang dapat menjadi agen perubahan bangsa adalah komunitas-komunitas yang mengajak lingkungan sekelilingnya untuk membudayakan nilai-nilai Pancasila sebagai ‘the way of life,” tegas Yudi.

 

Sementara dalam kesempatan yang sama, Sylviana Murni mengatakan bahwa tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai Pancasila sejauh ini adalah berkembangnya paham-paham yang kurang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Kondisi tersebut menghasilkan adanya dialektika dan terjadinya tarik-menarik nilai di dalam diri warga negara.

“Dalam memfilter berbagai nilai tersebut, warga negara dipengaruhi faktor-faktor yang ada di dalam dirinya, meliputi pemahaman dan kesadaran terhadap nilai-nilai bersama serta kondisi lingkungan,” tegas Sylviana.

Sementara itu, Albert Aries selaku Ketua Angkatan II  berpandangan bahwa Taplai Kebangsaan yang diadakan secara reguler oleh LEMHANNAS sangat penting untuk diikuti perwakilan dari tiap lapisan masyarakat, guna memperkuat ketahanan bangsa dalam menghadapi berbagai tantangan global dari dalam maupun luar negeri.

Sylviana Murni [dok:tjoki]

 

Menurut Albert, setiap anak bangsa seyogyanya dapat menggali lebih dalam nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bangsa dan mengimplementasikannya untuk kemajuan bangsa, tanpa melihat latar belakang suku, agama dan ras, yang didasarkan prinsip toleransi, inklusivisme, dan semangat membangun bangsa di atas semua kepentingan pribadi atau golongan.

 


 

 

 

KOMENTAR