Pelaku Bisnis Nilai Positif Upaya BEI Ubah Pembobotan Indeks

Sifi Masdi

Monday, 12-11-2018 | 16:54 pm

MDN
Bursa Efek Indonesia [ist]

Jakarta, Inako

Para pengelola dana menilai positif langkah Bursa Efek Indonesia (BEI) yang akan memasukkan unsur free float alias jumlah saham bereda di publik sebagai penghitungan bobot indeks. Nantinya, setiap emiten akan disaring likuiditasnya, baru setelah itu akan akan diberikan bobot sesuai dengan perkalian kapitalisasi pasar dan free float.

"Seharusnya positif, karena indeks berdasarkan free float lebih mencerminkan likuiditas yang sebenarnya," kata Rudiyanto, Direktur Panin Asset Management, Minggu (11/11).

Upaya ini juga sekaligus mampu mengimbau perusahaan secara tidak langsung, untuk memperbesar porsi sahamnya ke publik. Meskipun perlu diakui, dampak negatif dari rencana BEI tersebut, mampu menekan beberapa saham.

Direktur Utama Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul Wawointana mengatakan dampak positif dari rencana tersebut, indeks akan lebih mewakili jumlah investor minoritas. Itu karena, saham yang memiliki floating banyak mempunyai bobot yang besar.

"Hal ini membuat potensi cornering di saham saham yang kurang likuid berkurang, sehingga pengelolaan portofolio pada ETF dan reksadana indeks menjadi lebih fair," kata Jemmy di Jakarta, Minggu (11/11).

Sedangkan di sisi lain, rencana tersebut bisa memberikan dampak negatif di mana indeks kemungkinan mengalami koreksi. Itu karena, kebijakan tersebut bakal memicu adanya aksi selling pressure di saham saham yang bobotnya berkurang, tetapi memiliki likuiditas yang kecil.

Dampak pembobotan

"Untuk saham yang bobotnya berkurang, akan mengalami tekanan jual. Sebaliknya, yang bertambah (bobotnya) akan mendapat pembelian, terutama dari reksadana indeks, ETF dan reksa dana saham yang menjadikan LQ45 dan IDX30 sebagai acuan," kata Rudiyanto.

Di luar itu, menurutnya tidak ada dampak negatif lainnya yang bakal mengancam pergerakan indeks saham emiten. Apalagi, perubahan indeks nantinya bakal dilakukan setiap enam bulan. Sehingga, kalau ada saham yang keluar ataupun masuk, biasanya baru akan berpengaruh pada IHSG.

Namun, tidak ada jaminan bahwa saham yang masuk akan naik dan yang keluar akan turun, karena menurut Rudiyanto hal sebaliknya bisa saja terjadi.

"Untuk investasi saham, kunci utamanya tetap ada di fundamental emiten. Perubahan indeks, hanya salah satu dan bukan satu satunya penyebab naik turunnya harga saham," kata Rudiyanto

 

 

 

KOMENTAR