Pembangunan Bendungan Bagong di Trenggalek Dukung Program Ketahanan Pangan dan Air di Jawa Timur

Sifi Masdi

Thursday, 05-08-2021 | 12:09 pm

MDN
Progres pembangunan Bendungan Bagong, Trenggalek [dok:pupr]

Jakarta, Inako

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mengupayakan percepatan  pembangunan Bendungan Bagong di Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur (Jatim). Bendungan dengan kapasitas tampung 17,40 juta m3 ini masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) sesuai Perpres No. 56  Tahun 2018 untuk menambah jumlah tampungan air dalam rangka mendukung program ketahanan pangan dan air.

 

BACA JUGA:  Info Rupiah Hari Ini, 5 Agustus  2021

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan infrastruktur yang menjadi fokus Pemerintah tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya saing, namun juga pemerataan hasil-hasil pembangunan dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat.

“Pembangunan bendungan diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat bermanfaat karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” kata Menteri Basuki.

 

BACA JUGA:  Progres Pembangunan Jalan Bypass Bandara Internasional Lombok Menuju Sirkuit MotoGP di Mandalika Capai 81,17%

Bendungan Bagong dibangun Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian PUPR dengan membendung Sungai Bagong yang memiliki luas Daerah Aliran Sungai (DAS) 39,95 km2 untuk  pengembangan dan peningkatan Daerah Irigasi (DI) Bagong dan  Pogalan seluas 1.021 hektare. Bendungan yang berada di Desa Sumurup dan Sengon ini didesain dengan tinggi puncak 82 meter, panjang 620 meter, dan lebar 12 meter dengan luas genangan 73,45 hektare.

Kabupaten Trenggalek sendiri memiliki luas wilayah 126.140 hektare dengan areal persawahan seluas 12.160 hektare, tanah kering 39.514 hektare, dan perkebunan 2.536 hektare (data Pemkab Trenggalek 2015). Kabupaten ini terdiri dari 14 kecamatan dengan komoditas unggulan seperti tanaman pangan padi dan palawija yang membutuhkan sumber air irigasi.

 

BACA JUGA: Kementerian PUPR Bangun Rumah Khusus di Sulut Senilai Rp 3,2 M

Selain itu, Kabupaten Trenggalek yang berbatasan dengan pesisir pantai selatan Pulau Jawa terus berkembang melalui kegiatan industri dan pariwisata yang diperkirakan membutuhkan suplai air baku. Bendungan Bagong memiliki potensi manfaat air baku sebesar 153 liter/detik serta mereduksi banjir sebesar 18% dari inflow.

Pembangunan Bendungan Bagong sesuai kontrak telah dimulai sejak Desember 2018 dengan target pengisian awal (impounding) tahun 2023. Saat ini BBWS Brantas bersama Pemerintah Daerah Trenggalek terus mengupayakan percepatan pembebasan lahan untuk mendukung kelancaran pembangunan fisik dengan kebutuhan lahan seluas  214,12 hektar.

 

BACA JUGA: Suntikan Investasi CVC Memungkinkan Messi, Mbappe dan Haaland Hadir di La Liga Musim Depan

Konstruksi bendungan dilaksanakan  dalam 2 paket pekerjaan senilai Rp 1,66 triliun yakni Paket I dikerjakan  oleh kontraktor PT. Abipraya-PT SACNA (KSO) dengan progres fisik per 1 Juli 2021 sebesar 0,2% dan Paket II dilaksanakan kontraktor PT PP - PT Jatiwangi (KSO) progresnya 2,06%.

“Kehadiran Bendungan Bagong akan menambah jumlah tampungan air di Provinsi Jawa Timur dengan keseluruhan delapan bendungan yang dibangun sejak 2014,” papar Menteri Basuki.

Kedelapan bendungan di Jatim itu yakni Bendungan Bendo di Ponorogo, Bendungan Tukul di Pacitan, Bendungan Gongseng di Bojonegoro, Bendungan Bajulmati di Situbondo, Bendungan Tugu di Trenggalek, Bendungan Nipah di Madura, Bendungan Semantok di Nganjuk, dan Bendungan Bagong di Trenggalek.

 

 

 

 

KOMENTAR