Pemerintah Australia Sampaikan Permohonan Maaf Kepada Korban Pelecehan Seks Anak

Binsar

Tuesday, 23-10-2018 | 11:11 am

MDN
Perdana Menteri Scott Morrison [ist]
"Hari ini, sebagai sebuah bangsa, kita menghadapi kegagalan kita untuk mendengarkan, percaya, dan memberikan keadilan,"

 

Canbera, Inako –

Pemerintah Australia, melalui Perdana Menteri Scott Morrison, pada hari Senin (22/10/2018) menyampaikan permintaan maaf secara nasional kepada para korban pelecehan seks anak dan keluarga mereka yang ditaksir mencapai lebih dari 8.000 kasus.

Permintaan maaf yang langka ini disampaikan menyusul penyelidikan selama lima tahun terhadap lebih dari 8.000 kasus perilaku seksual yang tidak senonoh.

Ini bukan kali pertama pemerintah negara itu menyampaikan permintaan maaf, sebab sebelumnya yakni tahun 2008 pemerintah Australia juga pernah menyampaikan hal yang sama secara nasional.

"Hari ini, sebagai sebuah bangsa, kita menghadapi kegagalan kita untuk mendengarkan, percaya, dan memberikan keadilan," kata Morrison di hadapan anggota parlemen di ibu kota Australia, Canberra.

"Kami minta maaf. Untuk anak-anak kami gagal, maaf. Kepada orang tua yang kepercayaannya dikhianati dan yang telah berjuang, maaf," ujarnya.

Pada tahun 2008, saat itu Perdana Menteri Kevin Rudd meminta maaf kepada anggota Stolen Generations, penduduk asli Australia yang diambil paksa dari keluarga dan masyarakat mereka sebagai anak-anak di bawah kebijakan asimilasi.

Morrison juga mengulangi permintaan maaf Senin dalam pidato kepada hampir 800 korban yang selamat. Dalam tayangan televisi, beberapa korban terlihat menangis.

"Sangat, sangat kuat berada di ruangan itu," kata Graeme, seorang korban yang mengidentifikasi dirinya hanya dengan nama depannya, mengatakan kepada Australian Broadcasting Corp.

"Saya melihat ke sekeliling dan saya berpikir di dalam diri saya tidak ada ruangan orang yang lebih kuat di mana saja di negeri ini," ujarnya, seperti dikutip Reuters.

"Saya bangga menjadi korban dan saya bangga dengan semua korban."

Morrison berjanji akan mengawasi dengan lebih ketat, meskipun beberapa korban mengatakan pemerintah telah gagal melakukan tindakan yang cukup.

"Jika mereka berpikir mengatakan maaf akan menyelesaikannya, itu tidak," kata Tony Wardley, yang menderita kekerasan pada 1980-an, mengatakan kepada penyiar televisi. "Masih banyak yang harus dilakukan."

Australia membuat skema ganti rugi tahun ini untuk membayar kompensasi korban pelecehan masing-masing 150.000 dollar Australia (USD106.000).

Kendati demikian, pemerintah dari kubu konservatif itu belum memutuskan apakah akan mengadopsi rekomendasi dari penyelidikan nasional atau tidak, terutama yang mengharuskan imam Katolik untuk melaporkan kekerasan terhadap anak.

Pada bulan Agustus, badan Katolik tertinggi, Konferensi Waligereja Australia, mengatakan tidak akan mematuhi undang-undang negara yang diusulkan.

 

Baca juga :


 

 

 

KOMENTAR