Pemerintah Buka Opsi Perbesar Pinjaman Program

Sifi Masdi

Wednesday, 25-07-2018 | 16:21 pm

MDN
Ilustrasi Surat Utang Negara [ist]

Jakarta, Inako

Pemerintah membuka opsi untuk memperbesar penarikan pinjaman program. Hal itu menjadi strategi pembiayaan pemerintah, saat investor wait and see atas keputusan investasi mereka seiring ekonomi global yang masih tidak pasti.

Pinjaman program merupakan salah satu instrumen pembiayaan utang pemerintah selain penerbitan Surat Berharga Negara (SBN). Pinjaman program selama ini bersumber dari lembaga bilateral dan multilateral.

Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) Loto Srinaita Ginting mengatakan, dengan memperbesar penarikan pinjaman program dari yang direncanakan sebelumnya, maka penerbitan SBN yang terdampak risiko global akan berkurang.

Upaya memperbesar pinjaman program, juka bisa meningkatkan cadangan devisa yang semakin tergerus. Untuk itu, Kemkeu masih menghitung-hitung nilai pinjaman program yang akan diperbesar. Yang jelas, besarannya menyesuaikan nilai pengurangan SBN.

"Karena memang ada fleksibilitas pembiayaan antara instrumen pembiayaan dan SBN," kata Loto, Selasa (23/7).

Pemerintah tahun ini menargetkan defisit anggaran sebesar Rp 325,94 triliun atau 2,19% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit tersebut akan ditutup dari pembiayaan utang, terdiri dari penerbitan SBN neto sebesar Rp 414,52 triliun serta pinjaman luar negeri dan dalam negeri senilai (negatif) Rp 15,3 triliun.

 

KOMENTAR