Pencemaran Limbah Cair Semakin Parah, Kadin dan DLH Kota Pekakongan Adakan Seminar

Shanty

Monday, 16-12-2019 | 16:07 pm

MDN
DLH Kota Pekalongan gelar seminar tentang pencemaran limbah cair.

Pekalongan, Inako

 

Kadin dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pekalongan menggelar Seminar Pencemaran Limbah Cair Industri dan Upaya Penanganannya di Kota Pekalongan di Hotel Pesonna Kota Pekalongan, Senin (16/12/2019). 

Wakil Walikota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid memberikan pengarahan sekaligus membuka acara yang diikuti oleh government, kepolisiam, praktisi, pengusaha, dan komunitas di Kota Pekalongan.

Menurut Wakil Walikota Afzan, pembahasan terkait pencemaran limbah di Kota Pekalongan masih menjadi topik yang hangat dibicarakan. Bagaimana upaya pencegahan dan penanganan yang harus dilakukan, dan apakah ipal yang selama ini digunakan memenuhi standar. Kemudian setelah sungai tak berwarna apakah ada kandungan timbal di dalamnya.

“Harapannya usai seminar ini para pengusaha dapat tertib menangani limbah sehingga memang dibutuhkan peran dari kepolisian dan masyarakat untuk turut menertibkan,” tutur Afzan.

Disampaikan Afzan bahwa sungai di Kota Pekalongan saat musim kemarau berwarna hitam dan baunya tidak sedap. Selama ini batik menjadi kambing hitam karena Kota Pekalongan notabenya Kota Batik. Sebetulnya usaha lain seperti sablon, printing, washing jeans juga menyumbang limbah yang besar. Melalui seminar ini harapannya berbagai stakeholder dapat bersinergi menanganinya.

Sementara itu, Ketua Pelaksana, Syamsyul Huda menjelaskan alasan diselenggrakannya seminar ini, berawal dari kekhawatiran adanya penyegelan usaha oleh kepolisian. 

“Kami ingin pemkot, kepolisian, praktisi, dan pelaku usaha bersama membahas penanganan pencemaran limbah. Tentu terkait biaya penanganan limbah menjadi hal yang sensitive bagi para pelaku usaha. Melalui seminar ini secara akurat akan tersampaikan cost untuk mengatasi limbah di Kota Pekalongan,” terang Syamsul.

Syamsul mengatakan, sebetulnya di Kota Pekalongan ini skala usaha batik bukan besar seperti pabrikan. Pabrikan biasanya menyetor limbah dalam skala besar, pengusaha batik skalanya masih kecil karena limbah yang ditumbulkan per harinya kisaran 5 kubik.

“Seminar ini sebagai langkah awal dari Kadin, kami hadirkan praktisi untuk diskusi, minimal ada kesadaran dari masing-masing individu untuk memiliki ipal di usahanya,” tukas Syamsul. 

KOMENTAR