Peneliti Australia: Racun Lebah Madu Dapat Membunuh Sel Kanker Payudara yang Agresif

Binsar

Thursday, 03-09-2020 | 12:46 pm

MDN
Dr Ciara Duffy/Harry Perkins Institute [ist]

 

Perth, Inako

Seorang ilmuwan Australia berusia 25 tahun telah menemukan bahwa racun dari lebah madu dapat membunuh sel kanker payudara yang agresif dan sulit diobati tanpa banyak merusak sel sehat, menurut sebuah penelitian.

Penemuan terobosan yang berpotensi menjadi terobosan dapat membantu mengembangkan pengobatan untuk kanker payudara triple-negatif, menyumbang sekitar 10-15 persen dari semua kanker payudara. Saat ini, tidak ada terapi target yang efektif secara klinis untuk kanker payudara triple-negatif.

 

Dr Ciara Duffy, dari Harry Perkins Institute of Medical Research dan The University of Western Australia, menemukan bahwa racun itu menyerang sel kanker, membunuh mereka hanya dalam satu jam dengan kerusakan minimal pada sel lain. Penemuan tersebut, yang diterbitkan dalam jurnal tinjauan sejawat Nature Precision Oncology, telah dipuji sebagai 'menarik', meskipun para ilmuwan mengatakan pengujian lebih lanjut diperlukan.

Temuan kunci dari penelitian

Untuk penelitian tersebut, Dr Duffy mengambil racun dari 312 sarang lebah madu di University of Western Australia, serta di Irlandia dan Inggris, untuk memeriksa efeknya pada berbagai jenis kanker payudara. Menurut ilmuwan muda itu, lebah Perth termasuk yang paling sehat di dunia.

 

Dia mengatakan racun lebah madu sangat efektif dalam membunuh sel kanker payudara yang agresif dalam waktu 60 menit, dengan efek minimal pada sel sehat. Dr Duffy mengatakan bahan utama dalam racun yang disebut melittin, yang memiliki efek membunuh, dapat direproduksi secara sintetis.

“Kami menemukan bahwa racun dari lebah madu sangat efektif dalam membunuh beberapa sel kanker payudara yang sangat agresif ini pada konsentrasi yang tidak merusak sel normal,” kata Dr Duffy.

Studi tersebut juga menemukan bahwa komponen utama, melittin, memiliki efek kuat lain - dalam waktu 20 menit, mematikan jalur sinyal reproduksi sel kanker triple-negatif dan HER2.

“Kami menemukan itu mengganggu pesan utama atau jalur pensinyalan kanker yang mendasar untuk pertumbuhan dan replikasi sel kanker,” tambahnya.

Kepala Ilmuwan Australia Barat, Profesor Peter Klinken, menggambarkan penemuan Duffy sebagai 'sangat menarik'.

 

“Secara signifikan, penelitian ini menunjukkan bagaimana melittin mengganggu jalur pensinyalan di dalam sel kanker payudara untuk mengurangi replikasi sel. Ini memberikan contoh bagus lainnya dimana senyawa di alam dapat digunakan untuk mengobati penyakit manusia,” kata Prof Peter Klinken.

Duffy juga menemukan bahwa melittin, bila dikombinasikan dengan obat kemoterapi yang ada, dapat secara efektif mengurangi pertumbuhan tumor pada tikus.

KOMENTAR