Pengamat Ingatkan Hati-hati Pegang Pounsterling Karena Brexit Belum Jelas

London, Inako
Mata uang Inggris, poundsterling, telah menunjukkan daya tahannya usai pemungutan suara di parlemen yang menentukan nasib rancangan perjanjian Brexit yang diajukan Perdana Menteri Theresa May, Selasa (15/1/2019) malam waktu setempat.
Namun, beberapa ahli memperingatkan mata uang itu bisa saja berada di bawah tekanan beberapa bulan mendatang karena ketidakpastian mengenai bagaimana Inggris akan keluar dari Uni Eropa (UE) masih akan terus membayangi.
Nilai tukar poundsterling terhadap dolar Amerika Serikat (AS) turun drastis segera setelah parlemen Inggris menolak rencana yang diajukan May. Namun, mata uang itu mampu kembali menguat setelah para trader bertaruh tidak akan terjadi Brexit yang tanpa kesepakatan atau hard Brexit.
"Kami berpendapat masih ada banyak risiko di luar sana. Tentunya kekalahan May kemarin menghapuskan satu lagi ketidakpastian namun kita tetap memiliki banyak ketidakpastian lain," kata ahli strategi di Canadian Imperial Bank of Commerce, Patrick Bennett, di acara Street Signs CNBC hari Rabu.
"Jika Anda melihat situasi saat ini: Pemungutan suara mosi tidak percaya yang akan datang, potensi terjadinya referendum lagi, potensi pemilihan umum - tidak ada satu pun dari hal ini yang akan menyenangkan bagi perekonomian atau mata uang di level ini. Jadi, kami rasa kewaspadaan adalah pendekatan terbaik," tambahnya.
Para wealth manager besar juga telah menyarankan klien-kliennya untuk tidak bertaruh untuk atau melawan pound akibat ketidakpastian tersebut.
UBS dalam catatan risetnya setelah pemungutan suara hari Selasa mengatakan eksposur terhadap aset berdenominasi pound "harus dipertahankan di level acuan hingga lebih banyak kejelasan muncul."
"Saat ini kami tidak menyarankan mengambil pandangan terarah untuk sterling dan aset-aset Inggris," tulis Dean Turner, seorang ekonom di UBS Global Wealth Management.
David Bailin, kepala investasi global di Citi Private Bank, mengatakan sebelum pemungutan suara hari Selasa bahwa dia telah menyarankan para kliennya untuk tidak memperdagangkan pound, dilansir dari CNBC International.
Sulit untuk memetakan skenario yang sepertinya akan terjadi, ungkapnya, dan karena itu, sulit untuk membentuk pandangan mengenai apakah pound akan menguat atau jatuh.
Kepastian yang lebih besar terkait situasi Brexit akan membantu mata uang Inggris menemukan arah yang lebih jelas, kata Bennett. Itu berarti parlemen Inggris mencapai kesepakatan mengenai langkah yang diambil selanjutnya atau mayoritas warga Inggris menunjukkan dukungan terhadap usulan apa pun, tambahnya.
Hingga saat itu terjadi, pound sepertinya akan tetap lemah terhadap berbagai mata uang utama, ujar Bennett.
"Kita dapat melihat sterling bergerak naik dibandingkan dolar yang lebih lemah sepanjang tahun ini. Namun, terhadap mata uang utama lainnya, kami rasa sterling akan tetap underperform hingga ketidakpastian itu menjadi jelas," katanya.
TAG#Inggris, #Uni Eropa, #Poundsterling, #Theresa May
190216518
KOMENTAR