Perekonomian Australia Dianggap Terlalu Bergantung pada China

Sifi Masdi

Friday, 26-10-2018 | 21:42 pm

MDN
Ilustrasi Perkembangan kota di Australia [ist]

Camberra, Inako

Sebuah laporan terbaru yang diterbitkan hari Jumat (26/10/2018) menyebutkan bahwa Australia yang sudah mengalami pertumbuhan ekonomi yang bagus bisa mengalami kemunduran karena keributan politik di dalam negeri dan terlalu tergantung dalam perdagangan dengan China.

Ketergantungan Australia  pada China terindikasi pada beberapa fakta berikut ini.

Pertama, China  adalah pembeli terbesar biji besi, baja, wool dan minuman anggur dari Australia. Kedua, bila China memutuskan memboikot Australia, banyak warga Australia akan terpengaruh hidupnya. Selain itu, keributan politik dan banyaknya pergantian Perdana Menteri juga mengkhawatirkan perkembangan ekonomi Australia selanjutnya.

Laporan yang ditulis oleh Editor Asia Majalah The Economist yang terbit di Inggris Edward McBride mengatakan Australia sudah menjadi 'salah satu negara dengan perekonomian terbaik di dunia' karena pertumbuhan ekonomi yang stabil dan ketahanan melewati guncangan dua kriris ekonomi dunia.

Disebutkan juga bahwa tidak ada negara lain yang pernah mengalami pertumbuhan ekonomi seperti yang dialami Australia.

McBride mengatakan ini terjadi karena adanya reformasi yang dilakukan 30 tahun lalu oleh mantan perdana menteri Bob Hawke dan Paul Keating - yang mengambangkan nilai dolar dan menderegulasi sektor keuangan - dan juga adanya diversifikasi ekonomi belakangan di masa berakhirnya booming di bidang pertambangan.

Berbicara dengan ABC, McBride mengatakan pertumbuhan ekonomi di Australia selama 27 tahun tanpa resesi dengan sistem layanan kesehatan yang terjangkau, dan pensiun merupakan faktor utama yang membuat Australia menjadi seperti saat ini.

Namun laporan tersebut mengatakan ketergantungan Australia pada perdagangan dengan China, selain juga keributan politik dalam negeri,  memiliki potensi menghancurkan kebijakan yang sudah menjadi kunci sukses ekonomi selama ini.

Boikot dari Beijing bisa mempengaruhi kehidupan di Australia. Pasalnya, sajauh ini China merupakan mitra dagang terbesar Australia dengan impor dan ekspor bernilai $AUD 183 miliar tahun lalu menurut Komisi Perdagangan dan Investasi Australia.

Mitra dagang terbesar kedua adalah Jepang dengan nilai $AUD 71 miliar yang mengambil posisi kedua menggeser Amerika Serikat tahun lalu.

KOMENTAR