Peringatan Hari Air Sedunia, Aktifis ECO ENZYME Bekasi Tuang ECO ENZYME di Danau Rawa Pasung

JAKARTA, INAKORAN
Memperingati Hari Air Sedunia yang jatuh pada tanggal 22 Maret, sejumlah pegiat eco enzyme Bekasi melakukan aksi menuang cairan eco enzyme ke dalam Danau Rawa Pasung, Kampung Rawa Pasung, Kalibaru, Medan Satria Bekasi Kota pada Minggu, 21 Maret 2021.
Kira-kira 10 orang anggota group “Eco enzyme Bekasi Berseri” mendonasikan hasil panen eco enzyme(EE) mereka dalam aksi tersebut.
BACA:
Ibu Rosewita salah satu pegiat di group tersebut mengatakan bahwa aksi ini sebagai wujud kecintaan dan kepedulian kita dalam merawat bumi.
Sebelum aksi Pak Ketut Budiyanto menyampaikan bahwa secara rutin selama 3 bulan tiap 2 minggu kita akan menuang EE ke Danau”embung” Rawa Pasung ini. Dan dalam waktu 3-4 bulan kedepan berdasarkan pengalaman beliau, air danau akan kembali bening.
Danau Rawa Pasung merupakan danau buatan yang sengaja dibuat untuk menyimpan air.
Warga biasa menyebut dengan istilah embung. Tidak hanya menuang EE, dalam peringatan hari air ini juga dilakukan dengan memberi sosialisai EE kepada warga setempat. Kami menjumpai kelompok ibu ibu yang baru saja melakukan senam pagi secara rutin di sisi danau.
Dengan sergap Pak Ketut menyapa dan mengajak mereka untuk ikut dalam aksi dengan terlebih dahulu mengenalkan tentang EE serta manfaatnya. Beberapa pemuda anggota karang taruna setempat yang ikut hadir juga bersemangat untuk belajar bikin EE.
Bila air danau menjadi jernih, warga memiliki sumber air yang sehat serta sumber penghasilan dengan adanya tempat pemancingan ikan. Area danau yang dikelilingi kawasan industry menjadi tantangan tersendiri dalam mempertahankan kejernihan air danau.
“Aksi ini sebagai awal untuk memperhatikan kejernihan dan kesehatan air danau. Kita akan lihat perkembangannya nanti. Air sebelum mendapat ee dan setelahnya akan kita cek di laboratorium”, kata Ibu Rosewita.
Dinas Bank Sampah yang ikut menyaksikan aksi ini tertarik untuk bekerjasama dengan pegiat EE.
Rencananya akan dijadwalkan pertemuan dengan walikota Bekasi membahas program EE. Menariknya hadir pula ketua bidang lingkungan hidup MUI(Majelis Ulama Indonesia) Pusat, Bapak dr Hayu Prabowo.
Beliau berencana mengolah lahan gambut dengan EE dan hendak mendiskusikan dengan departemennya untuk mendanai proyek perluasan EE. Donasi EE dari para pegiat EE Bekasi yang terkumpul hari itu sejumlah 134,25 liter.
Sebanyak 77,25 liter dituang ke dalam danau selebihnya dibagikan kepada warga setempat. Cairan EE dikemas dalam botol botol bekas soft drink dan air mineral supaya lebih mudah dibawa peserta.
Dengan demikian setiap peserta aksi yang ada kebagian sebotol EE untuk aksi bersama menuang EE ke danau. “Luas Danau diperkirakan 1 hektar ini butuh minimal sekitar 30 liter EE sekali tuang”, demikian Pak Ketut dalam briefing kepada peserta. Aktifis TNI yang sudah hampir 2 tahun menekuni kegaiatan EE tersebut sudah beberapa kali menuang EE ke sungai tercemar.
Hari itu begitu cerah, hangatnya cahaya matahari pagi menyinari kegiatan kami saat itu. Area sekeliling danau yang tanah liat tentu menjadi hambatan bagi kami untuk aksi bila hujan turun.
Kegiatan yang dimulai sejak Pkl.08.00 berakhir sampai pkl 10 berjalan dengan lancar dan memuaskan. Eco Enzyme Eco Enzyme atau enzyme sampah adalah cairan yang dihasilkan dari fermentasi sampah organik rumah tangga.
Sampah organik disini maksudnya adalah sisa dari sayuran dan buah yang tidak terpakai misalnya kulit buah atau bagian sayur mayur yang tidak bisa dimasak. Sampah organik rumah tangga bisa dimanfaatkan selain untuk kompos juga menghasilkan cairan eco enzyme yang banyak manfaatnya.
Seorang peneliti berkebangsaan Thailand, Dr Rosukon Poompanvong penemu eco enzyme telah melakukan penelitian selama 30 tahun sejak tahun 1980-an. Sampah organik rumah tangga di TPA yang tidak terolah akan menghasilkan gas metana yang membahayakan lingkungan.
Sebaliknya bila difermentasi selama 3 bulan dengan campuran gula merah dan air yang menggunakan perbandingan 1:3:10(Gula/molase: bahan organik: Air) akan menghasilkan banyak manfaat untuk aktifitas kehidupan kita dan untuk kesehatan kita.
Dr Rosukon mengadakan penelitian tersebut dengan tujuan agar manusia bisa mengolah kembali sampah yang dihasilkan dan dikembalikan ke bumi. Merawat Bumi. Sampah organik hendaknya berasal dari sampah rumah tangga kita masing-masing.
Bila setiap rumah tangga mampu mengolah sampahnya sendiri akan mengurangi beban TPA dan terhindar dari bencana besar yang akan menimpa bumi akibat sampah.
Sejuta manfaat Eco Enzyme Cairan eco enzyme dapat digunakan untuk kegiatan rumah tangga seperti cuci pakaian, cuci piring, pel lantai, bersihkan toilet, bersihkan kompor juga untuk kebersihan badan seperti mandi, keramas, sikat gigi serta untuk perkebungan.
Berbagai testimony dari pegiat eco enzyme serta mereka yang sudah menggunakan cairan ini melaporkan bahwa cairan EE sangat manjur untuk menyembuhkan berbagai keluhan kesehatan. Walau tujuan awal pembuatan EE bukan untuk pengobatan tetapi cairan ini dapat juga digunakan sebagai obat terapi untuk penyakit ringan bahkan penyakit berat.
Dari obat luka, batuk, gatal gatal, untuk kompres kaki bengkak akibat keseleo, luka diabetes, bahkan stroke dan sinusitis, dsb. Begitu banyaknya manfaat eco enzyme namun belum semua warga masyarakat tergerak untuk membuatnya.
Sosialisasi dan gerakan cinta lingkungan hidup mesti semakin banyak disebarkan. Dengan demikian Jargon Dari Sampah Menjadi Berkah sungguh bisa dirasakan berkahnya untuk seluruh warga dunia.
Lucia Wenehen Pegiat eco enzyme Bekasi
Kontak koordinator EE Bekasi: Grace 081314757715; Rosewita 081382478033
TAG#DANAU RAWA PASUNG, #BEKASI, #HARI AIR SEDUNIA, #ECO ENZYM
198739367
KOMENTAR