Petani Toboali, Bangka Mulai Panen Lada

Inakoran

Friday, 22-06-2018 | 13:49 pm

MDN
Seorang perempuan Bangka memanen lada [ist]

Toboali, Inako –

Kurang lebih berselang setahun pascatanam, sejumlah petani lada di daerah Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mulai memanen lada mereka.

Seorang petani lada bernama Emmi, asal Desa Gadung, Kabupaten Bangka Selatan mengaku, lada di kebunnya sudah ada yang matang sehingga sudah mulai dipetik meski tidak semua.

"Alhamdulillah sudah ada buah lada yang dipetik walaupun tidak merata karena sebagian masih hijau dan belum bisa dianen," katanya, di Bangka, Rabu lalu.

Ia menuturkan, sebelum dipanen, ia harus harus bisa memastikan mana buah lada yang sudah siap dan mana yang belum siap dipetik.

"Karena sudah biasa berkebun lada, jadi tidak binggung lagi untuk membedakan buah yang sudah masak atau belum," katanya.

Setelah dipetik, lanjutnya, buah lada harus direndam di air selama kurang lebih satu pekan dan setelah itu dicuci sampai bersih lalu baru dijemur.

"Proses pengeringannya tidak lama kalau cuaca panas, hanya memerlukan satu hingga dua hari baru bisa dijual," katanya.

Menurutnya hasil panen saat ini agak berkurang dari tahun lalu karena selain lada yang sudah tua, juga karena terjangkit penyakit kuning.

"Kalau tahun kemarin hasilnya agak lumayan dan harga juga lumayan bagus, berbeda dengan tahun ini sudah hasil kurang ditambah dengan harga yang merosot drastis," katanya.

Sebagai informasi, sebelumnya harga lada per kilogram bisa mencapai Rp100 ribu lebih, namun sekarang harganya hanya berkisar antara Rp54.000 sampai dengan Rp55.000 per kilogram.

"Keadaan ini sangat tidak seimbang dengan biaya produksi yang telah dikeluarkan mulai dari biaya pupuk hingga racun pembasmi penyakit yang terus naik, mudah-mudahan pemerintah dapat segera mengatasi keluhan petani saat ini," katanya.

KOMENTAR