Polisi Dalami Keterlibatan Aktor Intelektual Dalam Kerusuhan Mei, Selain Habil Marati

Sifi Masdi

Thursday, 13-06-2019 | 07:27 am

MDN
Kepala Staf Kepresidenan  Moeldoko [ist]

Jakarta, Inako

Polisi menduga Kivlan Zen dan Habil Marati sebagai pihak-pihak yang terlibat kerusuhan 22 Mei 2019. Polisi saat ini tengah mendalami ada-tidaknya pihak lain yang diduga terlibat kerusuhan tersebut.

"Ya, semua masih didalami lebih lanjut oleh penyidik," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Asep Adi Saputra kepada  wartawan, Rabu (12/6/2019).

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko sebelumnya menyebut penegak hukum belum mengungkap dalang kerusuhan 22 Mei karena kasusnya masih dalam pendalaman. Yang sejauh ini baru diungkap, sebut Moeldoko, adalah asal-usul senjata api yang disita dalam kerusuhan.

"Ini masih proses, hanya memakan waktu. Yang kemarin yang dikenalin lebih dalam adalah bagaimana asal-usul senjata. Selanjutnya nanti akan maju lagi siapa sih sesungguhnya yang berada di balik ini semuanya. Jadi kemarin belum sampai ke dalang kerusuhannya, kemarin lebih mengungkap asal-usul senjata dan mau dipakai apa senjata itu," jelas Moeldoko di gedung Bina Graha, kompleks Istana Kepresidenan, hari ini.

Keterangan para tersangka yang juga sudah dituangkan dalam berita acara pemeriksaan (BAP) di antaranya H Kurniawan alias Iwan, Tajudin, dan Irfansyah. Tersangka H Kurniawan alias Iwan, Tajudin, dan Irfansyah dalam proses penyidikan diduga punya keterkaitan dengan Kivlan Zen (KZ), juga satu orang tersangka lainnya, yakni Habil Marati (HM). 

Moeldoko menyebutkan masih ada kemungkinan keterlibatan pihak selain Kivlan Zen. "Ya bisa ada, bisa bagaimana nanti hasil investigasi berikutnya," ujarnya.

Moeldoko juga menepis anggapan bahwa pengungkapan dalang kerusuhan serta adanya rencana pembunuhan pada pejabat adalah skenario pemerintah.

"Skenario gimana? Masak, pemerintah membuat skenario rusuh, kan nggak logis. Pemerintah itu melindungi masyarakatnya, pemerintah memberikan jaminan atas keselamatan bagi warganya, kok malah membuat sebuah skenario. Ini menurut saya tidak benar. Jangan mengada-ada," kata Moeldoko.


 

 

KOMENTAR