Prabowo Sebut Nama AHY dan Aher Sebagai Calon Menteri di Kabinetnya

Sifi Masdi

Friday, 29-03-2019 | 14:10 pm

MDN
Capres Prabowo Subianto dan AHY [ist]

Jakarta, Inako

Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto merasakan seperti kemenangan sudah berada di depan mata. Hal ini diungkapkannya saat membicarakan beberapa figur yang akan menjabat sebagai menteri di pemerintahannya nanti saat berkampanye di Karawang Jawa Barat.

Dihadapan pendukungnya  Prabowo menanyakan soal soal jabatan menteri kepada Komandan Kogasma Agus Harmurti Yudoyono (AHY) dan mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) saat berkampanye di Jawa Barat. Ini merupakan salah satu cara Prabowo untuk memberikan akomodasi politik kepada partai-partai koalisi.

"Itu kalau memang disebutkan itu memang bagian dari cara untuk memberikan akomodasi politik kepada partai-partai koalisi," kata pengamat politik, Arya Fernandes saat dihubungi, Kamis (28/3/2019).

Arya menjelaskan penawaran untuk AHY itu mengindikasikan Prabowo mulai memberikan kepastian politik kepada Partai Demokrat (PD) yang selama ini belum begitu terlihat. Dengan itu, Prabowo berharap suara dari PD terus meningkat.

"Karena Prabowo sadar karena tingkat loyalitas PD ke pasangan Prabowo-Sandi masih di bawah angka 70 persen. Dengan memberikan posisi itu ke AHY diharapkan dapat meningkatkan soliditas pendukung demokrat," ujar Arya.

Menurut Arya, Prabowo juga berharap suara di Jawa Barat tetap stabil. Karena itu, sosok Aher yang merupakan mantan Gubernur Jawa Barat dua periode ikut ditawarkan menjadi salah satu menterinya.

"Sementara Aher juga bentuk usaha untuk meningkat pemilih di Jawa Barat. Aher merupakan gubernur dua periode di Jawa Barat dan Prabowo berpentingan agar suara Jabar tetap stabil," sebutnya.

Selain AHY dan Aher, Prabowo juga memuji sejumlah Ketum dan tokoh partai koalisi yang hadir dalam kampanye di Jawa Barat itu. Mereka adalah Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Presiden PKS Sohibul Iman, Sekjen Partai Berkarya Prio Budi Santoso, hingga Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan. Arya menilai cara itu ditempuh Prabowo untuk memastikan suara dari partai-partai itu semakin solid menjelang pencoblosan.

"Cara itu ditempuh Prabowo ingin berharap pemilih partai ini solid. Dari yang kita lihat yang cukup solid di angka 70 persen itu baru Gerindra dan PKS, PAN dan PD masih di bawah. Ini tentu tidak menghuntungkan ke Prabowo kalau itu masih di bawah 70, kalau dengan memberikan janji seperti itu dia berharap ada efek dari pimpinan partai itu ke pemilihnya," kata Arya.

 

 

KOMENTAR