Produksi Kopi Turun, Petani Aceh Mengeluh

Takengon, Inako –
Produksi kopi di Aceh yang terus menurun dalam dua tahun terakhir ini membuat sejumlah petan kopi di daerah itu mengeluh karena kondisi itu mengakibatkan perekonomian mereka juga mengalami penurunan.
Arman, seorang petani di Kampung Bahgie, Kecamatan Bebesen, kepada wartawan mengatakan, “Dampak berkurangnya hasil panen kopi sangat dirasakan para petani seperti dirinya, khususnya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga,” kata Arman, seorang petani di Kampung Bahgie, Kecamatan Bebesen, beberapa waktu lalu.
Menurut Arman, dua tahun terakhir ini, produksi kopi terus menurun. Kebun miliknya yang luasnya kurang lebih satu hektare normalnya bisa menghasilkan 60 sampai 80 kaleng kopi sekali panen. Tapi sekarang hanya 20 kaleng, tuturnya.
Arman menjelaskan dalam takaran satu kaleng kopi yang lazim digunakan oleh petani kopi di Gayo berisi 3 kilogram biji kopi gabah merah.
Ditanya penyebab menurunnya hasil panen, petani ini menduga akibat faktor cuaca yang berubah.
Petani lainnya, Inen Usda yang memiliki kebun seluas setengah hektare di kawasan Pantan Terong Kampung Bahgie, juga mengaku hasil panen di kebun kopi miliknya terus menurun.
Dikatakan, biasanya kebun kopinya bisa menghasilkan 40 kaleng biji merah dalam sekali panen, tapi sekarang menurun menjadi 10 kaleng.
Kopi merupakan komoditi andalan di Kabupaten Aceh Tengah. Hampir 80 persen masyarakat daerah ini adalah petani kopi.
Kopi gayo telah sejak lama mendapatkan tempat istimewa di kalangan pecinta kopi dunia. Tercatat, Arabica Gayo sangat digemari oleh konsumen di Amerika, Eropa, dan Jepang.
TAG#Aceh, #Produksi Kopi, #Petani Kopi
198746364

KOMENTAR