Sekjen PBB Minta Dunia Jangan Tinggalkan Palestina

Binsar

Thursday, 28-06-2018 | 14:21 pm

MDN
Sekjen PBB Antonio Guterres [ist]

New York –

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres meminta dunia untuk tidak meninggalak rakyat Palestina berada dalam kekurangan makanan, menyusul keputusan Amerika Serikat mengurangi jumlah bantuan untuk pengungsi Palestina atau UNRWA.

Permintaan itu diutarakan Antonio saat berbicara di konferensi UNRWA, seperti dilansir Anadolu Agency pada Selasa (26/6).

Sebagaimana diketahui, Amerika Serikat (AS), sebagai salah satu donatur terbesar UNRWA, tekah menyatakan mengurangi jumlah bantuan kepada badan PBB itu.

Keputusan itu diambil AS setelah menyaksikan sikap masyarakat internasional terhadap keputusan AS memindahkan kedubesnya dari Tel Aviv ke Yerusalem beberapa bulan lalu.

"Kita harus melakukan semua yang mungkin untuk memastikan bahwa makanan terus berdatangan, bahwa sekolah tetap terbuka dan orang-orang tidak kehilangan harapan," kata Guterres.

Guterres menambahkan, saat ini terdapat jutaan pengungsi Palestina di sejumlah kamp pengungsian yang menggantungkan hidup pada bantuan PBB.

"Di seluruh wilayah, jutaan pengungsi Palestina mengandalkan kami untuk meringankan penderitaan mereka dan untuk membantu mereka membangun masa depan yang lebih baik. Mereka mengandalkan kami untuk bertindak sekarang. Saya mendorong Anda semua untuk bergabung bersama untuk menutup kesenjangan pendanaan UNRWA," sambungnya.

UNRWA memberikan bantuan penting bagi para pengungsi Palestina yang telah mengungsi akibat perang beruntun dan sekarang tinggal di Jalur Gaza, Tepi Barat, Yordania, Libanon dan Suriah.

Awal tahun ini, AS membekukan lebih dari setengah dari pendanaannya untuk lembaga itu, menahan USD 65 juta dari total USD 125 juta dalam bentuk dana tahunan setelah Palestina menolak peran AS dalam setiap pembicaraan damai sebagai pembalasan atas pengakuan sepihak Presiden AS, Donald Trump terhadap Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. 

Langkah ini memancing kecaman dari dunia internasional, karena merongrong pemahaman jangka panjang tentang masa depan Yerusalem, di mana Palestina menganggap wilayah timur kota itu adalah Ibu Kota masa depan mereka, sedangkan Israel menilai seluruh wilayah Yerusalem adalah hak mereka.

KOMENTAR