Senator Marsha Blackburn Kunjungi Taiwan, Amerika Kembali Memancing Kemarahan China

Binsar

Saturday, 27-08-2022 | 06:15 am

MDN
Senator Marsha Blackburn (kiri) Kunjungi Taiwan, Amerika Kembali Memancing Kemarahan China [ist]

 

Jakarta, Inakoran

Senator AS Marsha Blackburn mengatakan pada hari Jumat bahwa dia akan terus mendukung Taiwan berdasarkan nilai-nilai demokrasi bersama dengan Amerika Serikat. Pernyataan itu disampaikan Blackburn, ketika bertemu dengan Presiden Tsai Ing-wen, di tengah ketegangan dengan China yang kian meningkat setelah kunjungan sebelumnya oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi.

"Memang penting bahwa negara-negara yang mencintai kebebasan mendukung Taiwan karena mereka berusaha untuk mempertahankan kemerdekaan dan kebebasan mereka," kata Blackburn, anggota Komite Angkatan Bersenjata Senat, kepada wartawan di Kantor Kepresidenan, sebagaimana dilansir dari Kyodonews.

Tsai memuji Blackburn karena datang pada "momen penting", dengan mengatakan serangkaian kunjungan baru-baru ini oleh tokoh masyarakat AS ke Taiwan adalah demonstrasi dukungan yang kuat yang telah "memperkuat tekad Taiwan untuk membela diri."

 

 

Setelah perjalanan Pelosi ke pulau yang memiliki pemerintahan sendiri pada awal Agustus membuat China marah, delegasi anggota parlemen AS yang dipimpin oleh Senator Ed Markey juga berkunjung dari 14 Agustus dan bertemu Tsai.

Blackburn tiba di pulau itu pada hari Kamis. Dia mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari yang sama bahwa perjalanannya untuk bertemu dengan para pemimpin di Taipei dimaksudkan untuk "memajukan dan memperkuat kemitraan kami" dan bahwa kunjungan tingkat tinggi reguler ke Taipei adalah "kebijakan lama AS."

"Saya tidak akan diganggu oleh komunis China untuk menolak pulau itu," kata senator yang mewakili Tennessee.

Pelosi, seorang Demokrat, menjadi ketua DPR AS pertama dalam 25 tahun yang mengunjungi Taiwan, meskipun ada peringatan keras dari China. Beijing memandang pulau itu sebagai provinsi pemberontak yang harus dipersatukan kembali dengan daratan, dengan paksa jika perlu.

 

 

Kunjungan profil tinggi AS ke Taiwan telah mendorong Beijing untuk meningkatkan kegiatan militernya di sekitar pulau itu, termasuk latihan militer skala besar dan penyeberangan berulang-ulang dari garis tengah antara China dan Taiwan, perbatasan yang telah dihormati oleh kedua belah pihak selama beberapa dekade.

Taiwan dan Cina daratan telah diperintah secara terpisah sejak mereka berpisah karena perang saudara pada tahun 1949. Sejak itu Beijing berusaha untuk membawa pulau itu kembali ke wilayahnya.

Amerika Serikat mengubah pengakuan diplomatiknya dari Taipei ke Beijing pada 1979 tetapi tetap mempertahankan hubungan tidak resmi dengan Taiwan sambil memasok pulau itu dengan senjata dan suku cadang untuk membantunya mempertahankan kemampuan pertahanan diri yang memadai.

KOMENTAR