Tanggapan Ekonom: Paket Kebijakan Ekonomi 16

Hila Bame

Sunday, 18-11-2018 | 10:26 am

MDN
Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Pieter Abdullah (kiri) ist

 

Jakarta, Inako

Selain Paket ke-16, yang telah dilakukan pemerintah ada baiknya  pemerintah mengevaluasi paket-paket kebijakan lainnya, khususnya memperbaiki sistem perizinan.

Piter Abdullah, Ekonom Center of Reform on Economics (Core) melihat terjadi perlambatan investasi asing dan belum membaiknya kemudahan berusaha,  menunjukkan berbagai kebijakan yang sudah diambil belum cukup efektif.

Isi paket kebijakan ekonomi ke-16, lanjut Piter,  lebih untuk meningkatkan investasi dan mengoptimalkan pemanfaatan devisa hasil ekspor (DHE). Dan tidak akan bisa memperbaiki defisit transaksi berjalan (CAD) dalam waktu singkat.

"Saya melihat kebijakan satu dan dua lebih ditujukan untuk meningkatkan investasi asing sementara kebijakan tiga lebih untuk meningkatkan pemanfaatan hasil ekspor," kata Piter, Sabtu, 17 November 2018.

Jumat lalu, pemerintah mengumumkan paket kebijakan ekonomi ke-16. Paket tersebut berisi tiga poin. Pertama, perluasan fasilitas pengurangan PPh Badan. Kedua, relaksasi daftar negatif investasi (DNI). Dan ketiga, pengaturan DHE melalui Special Deposit Account (SDA).

Menurut Piter, dampak jangka panjang paket kebijakan ekonomi 16 adalah membantu perbaikan neraca perdagangan (trade balance). Tapi, kata Piter, perlu waktu yang cukup panjang. "Sementara di jangka pendek bisa terjadi justru impor barang modal yang melonjak," ujar Piter.

Piter meyakini kebijakan terbaru pemerintah ini memiliki tujuan dan berdampak baik bagi ekonomi Indonesia, tapi tidak akan bisa memperbaiki CAD dalam jangka pendek.

 

 

KOMENTAR