Tercatat 32 Ribu Peserta IMF-World Bank , Ekonomi Bali Bakal Meroket

Hila Bame

Friday, 05-10-2018 | 13:31 pm

MDN
Luhut Pandjaitan Menko Maritim (ist)

 

Jakarta, Inako

Pemerintah meyakini bulan Oktober ini,  Bali khususnya dan, Indonesia umumnya menjadi aglomerasi ekonomi baru, tercipta penumpukkan pendapatan sebagai efek dari perhelatan  IMF-World Bank.

 Aglomerasi ekonomi yang terjadi  diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat bagi industri dari sisi production linkages, service lingkages, dan market linkages. Di daerah aglomerasi semisal Bali, Komodo, Lombok dan wilayah lain di Indonesia yang telah dirancang pemerintah. 

Pemerintah telah melakukan koordinasi investasi infrastruktur yang strategis pada wilayah tersebut sehingga pada saatnya terjadi penumpukkan pendapatan yang dapat meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat setempat. 

Sebelumnya pemerintah memprediksi tamu yang hadir pada perhelatan ini mencapai 19 ribu, namun berdasarkan data pada Rabu, (3/10/2018) tercatat 12.031 orang mendaftar melalui jalur Meeting Team Secretariat (MTS) dari pihak IMF-WB secara online dan 19.404 mendaftar melalui Indonesia Planning Team yang ditangani panitia nasional. 

Jika di total, sedikitnya 32.000 orang sudah mendaftarkan diri sebagai peserta pertemuan tahunan Dana Moneter Dunia-Bank Dunia di Bali pada 8-14 Oktober 2018, terang Luhut Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman. 

“Masih ada kemungkinan tambah karena terakhir hari ini,” kata Luhut melalui keterangan pers, Kamis (4/10/2018).

Pencapaian ini membuat Indonesia sebagai penyelenggara rapat tahunan IMF-WB terbesar sepanjang sejarah.

Melihat hal itu, Menko Luhut memberikan arahan kepada semua peserta bahwa misi pemerintah Indonesia bukanlah sekedar menjadi tuan rumah yang baik.

Lebih dari itu, IMF-WB adalah ajang untuk membuktikan bahwa pemerintah Indonesia mampu mengelola negara dengan baik di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu sekalipun.

Di rapat yang sama, Menko Luhut menyampaikan dampak positif yang ditimbulkan oleh even ini terhadap ekonomi Bali.

“Hasil studi dari Bappenas dengan jumlah peserta IMF-WB yang kita hitung 19.000 orang, maka asumsi pertumbuhan ekonomi di Bali 0,64% tambahannya. Dan berarti menjadi 6,54% dan itu lebih tinggi pertumbuhan ekonomi nasional,” ungkapnya

Di saat yang sama akan tercipta lapangan kerja sebanyak 32.700 dan menghasilkan Rp1,5 triliun defisa.

 

KOMENTAR