Terkejut, Warren Buffet Lepas Saham di Pasar, Ada Apa?

Jakarta, Inako
Investor global Warren Buffett seringkali menjadi acuan investor saat mengambil keputusan dalam mengoleksi saham. Oleh karena itu, tak mengherankan, bila setiap pernyataan, proyeksi, dan 'wejangannya' dipantau oleh pelaku pasar.
Apalagi jika investor berjuluk The Oracle of Omaha (si peramal dari Omaha) ini mengambil keputusan investasi, beli atau jual portofolionya, para fund manager global pun tak mau ketinggalan ikut menyesuaikan portofolio.
Namun pekan ini investor mulai bertanya-tanya terkait kebijakaan Buffett menjual saham ke pasar. Apakah ini sinyal bahwa Amerika Serikat sedang menuju resesi? Soalnya, investor masih ingat kejadian menjelang krisis keuangan 2008. Ada banyak investor menjual saham. Apakah krisis yang sama akan terjadi lagi?
Seperti diketahui, perusahaan konglomerasi milik Warren Buffett, Berkshire Hathaway Inc. hingga akhir Juni 2019 telah mencairkan investasinya dan berhasil menghimpun total kas hingga US$ 122 miliar atau setara Rp 1.732,4 triliun (asumsi kurs Rp 14.200/US$).
Posisi kas Berkshire Hathaway, yang tercatat di New York Stock Exchange (NYSE) dengan kode saham BRK, pada semester I-2019 setara dengan 60% dari total portofolio perusahaan dengan nilai mencapai US$ 208 miliar.
Bloomberg mencatat bahwa dalam 32 tahun terakhir, jumlah kas yang mendominasi portofolio perusahaan hanya tercatat pada tahun-tahun menjelang krisis keuangan 2008, sebagaimana dikutip dari Market Insiders.
Tingginya likuiditas BRK saat ini menjadi peringatan bagi pelaku pasar karena secara tidak langsung investasi di pasar saham dinilai terlalu mahal dan bisa juga menjadi indikasi kesulitan keuangan dalam waktu dekat. Dengan kata lain para fund manager terlihat mulai memasang sikap waspada dalam mengelola dana mereka.
Namun sikap waspada para manajer investasi, tidak berarti mengindikasikan sudah terjadi resesi di Negeri Paman Sam.
"Ini sikap waspada para fund manager saja, bukan berarti resesi is coming dalam waktu dekat ini, kata resesi agak jauh [bagi AS]. Apalagi untuk Indonesia," kata Senior Vice President PT Royal Investium Sekuritas, Jansen Nasrial, dalam program Power Lunch, CNBC Indonesia, Senin (14/10/2019).
TAG#Investor, #Saham, #Waren Buffet
198731827
KOMENTAR