Tiga Mahasiswa ITS Ciptakan Energi Alternatif Dari Limbah Tetes Tebu

Binsar

Friday, 27-07-2018 | 09:12 am

MDN
Tiga Mahasiswa ITS penemu inovasi energi alternatif [ist]

Surabaya, Inako – 

Menipisnya sumber minyak bumi sebagai bahan energi untuk berbagai keperluan, ternyata mendorong berbagai pihak untuk melakukan inovasi mencari energi alternatif.

Tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, misalya. Dikabarkan, baru-baru ini, tiga mahasiswa dari Departemen Teknik Kimia ITS, sukses menciptakan sumber energi alternatif dari limbah tetes tebu atau molases. Mereka adalah, Martiana Nugraeny, Tri Wahyuning Eka Purnama Sari, dan Chandra Adiwijaya.

Limbah molases ini diolah dengan reaktor dual chamber Microbial Fuel Cells (MFCs) sistem resirkulasi kontinu agar dapat menghasilkan energi.

Tri menuturkan, pemanfaatan limbah molases di Indonesia masih sangat kurang. Tiap hektare lahan tebu mampu menghasilkan molases sebanyak 10–15 ton. Limbah yang berasal dari olahan tebu ini memiliki kandungan selulosa yang tinggi.

”Selulosa merupakan sumber biomassa terbarukan,” kata Tri kemarin. Dia melanjutkan, bahaya limbah bahan beracun dan berbahaya (B3), seperti krom juga menjadi perhatian serius di negara maju.

Logam berat krom sering dijumpai di lingkungan akibat penggunaan bahan kimia di industri.

”Krom merupakan limbah B3 dengan daya racun tinggi yang dapat membahayakan kesehatan manusia,” ungkapnya.

Kondisi itu, katanya, juga menjawab kebutuhan energi listrik di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya.

Mahasiswa ITS, Surabaya [ist]



Diperkirakan, cadangan minyak bumi tanpa adanya eksploitasi baru, hanya mampu bertahan selama 21 tahun mendatang. Artinya, dibutuhkan inovasi energi alternatif terbaru untuk dapat mengatasi masalah keterbatasan minyak ini.

Melihat kedua masalah yang ada, Tri dkk menawarkan sebuah inovasi ide MFCs sistem resirkulasi kontinu sebagai solusi.

”MFCs merupakan fuel cell berbasis biologi yang mengubah energi kimia menjadi energi listrik dengan bantuan reaksi katalistik mikroorganisme,” ujarnya.

Teknologi yang digunakan ini, katanya, memanfaatkan limbah molases dan limbah logam berat sebagai sumber energi alternatif. MFCs ini terdiri atas dua tabung pengembang, yaitu anoda dan katoda.

Dalam chamber anoda, diisi dengan limbah molases dan bantering. ”Sementara pada chamber katoda diisi dengan limbah logam berat Cr6+,” sambungnya.

 

KOMENTAR