Tips Untuk Mencegah Cedera Ginjal Akut Pada Anak

Binsar

Tuesday, 15-12-2020 | 13:53 pm

MDN
Ilustrasi

 

 

Jakarta, Inako

Ketoasidosis Diabetik adalah komplikasi serius yang timbul dari diabetes. Saat itulah tubuh memproduksi asam darah berlebih, yang juga disebut keton. Kondisi tersebut terjadi ketika tidak ada cukup insulin dalam tubuh, akibat diabetes tipe 1. Ketoasidosis diabetik dapat dipicu karena infeksi atau penyakit lain.

Gejala komplikasi termasuk haus, sering buang air kecil, mual, sakit perut, lemas, napas berbau buah, dan kebingungan.

Orang yang menderita ketoasidosis diabetikum memerlukan perawatan rumah sakit untuk mengganti cairan, elektrolit, dan terapi insulin.

Ketoasidosis diabetik dapat menyebabkan cedera ginjal akut pada anak-anak.

Menurut laporan terbaru, komplikasi yang ditimbulkan akibat diabetes ini dapat menyebabkan cedera ginjal akut yang sering disingkat AKI pada anak. AKI adalah suatu kondisi ketika ginjal tidak dapat menyaring limbah dari darah. Cedera ginjal akut bisa berakibat fatal dan lebih sering terjadi.

 

Kondisi ketika ginjal tiba-tiba tidak dapat menyaring limbah dari darah.

Gagal ginjal akut berkembang pesat selama beberapa jam atau hari. Ini bisa berakibat fatal. Ini paling sering terjadi pada mereka yang sakit kritis dan sudah dirawat di rumah sakit.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan online di JAMA Open Network, para peneliti melihat faktor risiko AKI dan hubungannya dengan hasil neurokognitif pada DKA pediatrik.

Sebanyak 1.359 episode DKA dimasukkan untuk anak-anak berusia di bawah 18 tahun; episode dengan dan tanpa AKI dibandingkan.

Para peneliti menemukan bahwa AKI terjadi dalam 584 episode (43 persen); 252 kejadian AKI (43 persen) adalah tahap 2 atau 3. “Dalam analisis multivariabel, variabel yang terkait dengan AKI termasuk usia yang lebih tua (rasio odds yang disesuaikan [AOR] per satu tahun, 1,05), nitrogen urea serum awal yang lebih tinggi (AOR per 1 mg) / dL meningkat, 1,14), denyut jantung lebih tinggi (AOR per peningkatan 1-standar deviasi pada skor-z, 1,20), natrium terkoreksi glukosa lebih tinggi (AOR per peningkatan 1 mEq / L, 1,03), konsentrasi glukosa (AOR per 100 mg / dL meningkat, 1,19), dan pH lebih rendah (AOR per peningkatan 0,1, 0,63).

Dibandingkan dengan mereka yang tidak, anak-anak dengan AKI memiliki skor yang lebih rendah pada tes memori jangka pendek selama DKA dan skor IQ rata-rata yang lebih rendah tiga hingga enam bulan setelah pemulihan dari DKA.

 

Tips untuk perawatan ginjal yang lebih baik pada anak

Bagi orang tua dari anak-anak yang menderita diabetes tipe 1, penyakit ginjal, atau komplikasi akibat gangguan kesehatan, menjadi keharusan untuk ekstra hati-hati dalam mengasuh anak, serta memastikan anak-anaknya aman dan sehat.

Berikut ini beberapa tips bagi para orang tua yang perlu lebih menjaga ginjal anaknya.

Pemeriksaan diet

Pembatasan diet tertentu perlu diikuti oleh orang dewasa dan anak-anak yang menderita kondisi seperti diabetes, atau komplikasi akibatnya. Mengurangi asupan gula dan garam, memastikan hidrasi yang tepat, menghindari makanan olahan dengan kandungan gula dan garam yang tinggi, dan mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang dapat sangat membantu mengurangi risiko komplikasi ginjal pada anak-anak.

Aktivitas fisik yang teratur

Anak-anak harus memasukkan aktivitas fisik secara teratur seperti bermain, berlari, dll dalam rutinitasnya. Ini membantu menjaga semua fungsi tubuh berjalan secara efisien. Ini membantu mengurangi risiko timbulnya penyakit baru, dan manajemen yang lebih baik dari yang sudah ada.

BMI Sehat

Orang tua harus memastikan anaknya termasuk dalam kategori BMI sehat. Kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit dan kondisi, dan juga berdampak buruk pada kesehatan ginjal.

Pemeriksaan rutin

Pemeriksaan rutin untuk anak-anak yang menderita suatu kondisi adalah penting. Orang tua harus sangat memperhatikan obat-obatan, perawatan dan tes untuk memastikan ginjal anak mereka sehat.

KOMENTAR