Trump Murka Pecat Jaksa Agung Buntut Pemilu Paruh Waktu

Hila Bame

Friday, 09-11-2018 | 08:35 am

MDN
Mantan Jaksa Agung Amerika Serikat (AS) Jeff Sessions - Reuters

 

Jakarta, Inako

Kemenangan Partai Demokrat Amerika Serikat dalam Pemilu Sela 2018 memberikan kesempatan kepada Partai Demokrat untuk menghalangi rencana kebijakan Donald Trump dan memungkinkan pengawasan yang ketat atas pemerintahannya.

Kekalahan ini membuat Presiden Amerika Serikat ( AS)  Donald Trump amuk lalu memecat Jaksa Agung Jeff Sessions.  Pemecatan terhadap  Jeff Sessions diambil setelah bertahan lebih dari setahun.

Jaksa Agung Jeff Sessions mendapat kritik dari sang presiden atas keputusannya untuk tidak mau melibatkan diri dalam penyelidikan dugaan keterlibatan Rusia dalam pemilu presiden 2016. Sessions menjadi korban pertama dari perombakan kabinet yang sudah diperkirakan akan diakukan Trump setelah pemilihan paruh waktu pada hari Selasa ((6/11/2018) waktu setempat.

"Atas permintaan Anda, saya mengajukan pengunduran diri saya," kata Sessions di baris pertama surat yang dikeluarkan oleh Departemen Kehakiman sebagaimana dikutip Channel NewsAsia.com, Kamis (8/11/2018).

Pemecatan Sessions, sebagai senator AS pertama yang mendukung pemilihan presiden Trump pada tahun 2016, telah lama diperkirakan. Apalagi Partai Republik kehilangan kendali di Kongres meski kian mayoritas di Senat.

Trump berulang kali menyerangnya di depan umum karena tidak mengambil pendekatan yang lebih keras terhadap imigran gelap. Dia juga dituduh melindungi penyelidikan yang dilakukan Penyidik Khusus Robert Mueller mengenai apakah kampanye Trump bersekongkol dengan Rusia. 

Trump mengumumkan melalui Twitter bahwa kepala staf Sessions, Matthew Whitaker akan menjadi Jaksa Agung.

"Kami berterima kasih kepada Jaksa Agung Jeff Sessions atas jasanya, dan mendoakannya dengan baik! Penggantian permanen akan dinominasikan di kemudian hari," ujar Trump.

"Saya bisa memecat semua orang sekarang, tapi saya tidak ingin melakukannya karena secara politik saya tidak suka," kata Trump pada konferensi pers Gedung Putih.

KOMENTAR