Usia Produktif Dominasi Idap HIV/AIDS, Menko Airlangga: Pentingya Pencegahan

Saverianus S. Suhardi

Saturday, 03-12-2022 | 11:45 am

MDN
Menko Airlangga [ist]

 

 

Jakarta, Inakoran.com

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartato menjelaskan sebaran HIV/AIDS telah mencapai 519.158 kasus pada Juni 2022 dan paling banyak terjadi pada usia produktif.

Oleh karena itu, Menko Airlangga meminta mahasiswa kedokteran dan calon dokter untuk mengkampanyekan pencegahan dan peningkatan akses pelayanan kesehatan bagi orang yang terdampak HIV/AIDS, khususnya anak-anak yang menjadi penentu masa depan bangsa.


Baca juga: Panglima TNI Selanjutnya Harus Tuntaskan Warisan Masalah pada Tubuh Institusi


 

Hal itu disampaikan Menko Airlangga saat hadir secara virtual pada acara National Action Event yang diselenggarakan oleh Asian Medical Students' Association-Universitas Indonesia (AMSA-UI), Jumat (2/12).

Menko Airlangga menambahkan, upaya seperti skrining dini pada populasi kunci dan skrining tripel eliminasi pada ibu hamil juga perlu digencarkan.

Di tahun 2035, Indonesia menargetkan peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan mencapai pendapatan per kapita di atas USD 12,000 per tahun. Dengan membaiknya kesejahteraan masyarakat, kebutuhan akan kesehatan juga akan semakin tinggi.

Para mahasiswa kedokteran juga didorong untuk melakukan lebih banyak riset terkait dengan pengobatan herbal dalam pengembangan kefarmasian, kedokteran, dan kesehatan masyarakat. Dengan kelebihan Indonesia memiliki biodiversity yang luas, diharapkan pengobatan herbal dapat berkembang pesat melalui riset dan inovasi yang dilakukan.

Menko Airlangga  [kanan]

 

Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga menjelaskan pertumbuhan perekonomian nasional terus membaik dan pada kuartal ke-3 2022 tercatat impresif sebesar 5,72%.

Sekali pun demikian, penanganan pandemi Covid-19 juga masih terus dilakukan Pemerintah, termasuk dengan mengupayakan ketersediaan dan keamanan vaksin Covid-19 di dalam negeri untuk mencapai target herd immunity.

Terkait dengan hal itu, Indonesia sendiri telah memproduksi dua vaksin di dalam negeri yakni vaksin Indovac yang dikembangkan PT Bio Farma dan Baylor College of Medicine serta vaksin Inavac yang dikembangkan tim peneliti dari Universitas Airlangga bekerjasama dengan PT Biotis Pharmaceutical Indonesia.

Keduanya telah diluncurkan dan telah mengantongi Emergency Use Authorization (EUA) dari BPOM.

 

KOMENTAR