AHP : Selamat jalan Bupati Yance Sunur, Kisahmu Selalu Dikenang Di Lewo Tanah

Lewoleba,Inakoran.com
." Hallo ketua, izin ngobrol sebentar. Saya rencana mau pulang kampung. Bila diizinkan, saya ingin maju di Pilkada Lembata 2012". Begitulah suara telepon di seberang dari Yance Sunur (YS) di suatu sore di akhir tahun 2010 tutur Dr. Andreas Hugo Pareira Anggota DPRI Dapil NTT- 1 Fraksi PDIP kepada sejumlah awak media,Sabtu (17/7/21)
Nama lengkapnya Eliazer Yenci Sunur, ketika itu YS adalah anggota DPRD Kota Bekasi dari Fraksi PDI Perjuangan." YS adalah kader akar rumput Moncong Putih yang memulai karir politiknya dari bawah sebagai ketua PAC (Pengurus Anak Cabang) kota Bekasi"kata AHP
AHP menceritakan YS juga pernah menjadi fungsionaris Dewan Pertimbangan Cabang (DPC) kota Bekasi.
Sebagai salah satu ketua DPP PDI Perjuangan, awalnya saya agak ragu untuk merekomendasikan YS kepada Ketua Umum untuk diputuskan menjadi Cabup PDI Perjuangan, mengingat YS -meskipun asli putera Lembata- namun sudah cukup lama meninggalkan kampung halamannya merantau dan bergumul di pulau Jawa sejak kuliah sampai dengan membangun karirnya sebagai politisi.
Tetapi melihat tekad YS yang membara untuk pulang kampung membangun daerah asalnya, sayapun merekomendasikan YS untuk maju dalam Pilkada Lembata 2011.
Melalui pergulatan pengambilan keputusan yang panjang, akhirnya YS dan Victor Madowatun diputuskan DPP PDI Perjuangan untuk maju Cabup-Cawabup pada Pilkada Lembata 2011.
Sayapun ditugaskan oleh partai bersama Rano Karno untuk berkampanye memperjuangkan pasangan YS-VM (Lembata Baru). Kenangan yang tidak terlupakan, karena ribuan (mungkin puluhan ribu) masyarakat kota Lewoleba dan Lembata berkerumun di Bandara, menyambut kedatangan Jurkam Rano Karno alias Si Doel Anak Sekolahan.
Rano Karno sendiri terkaget-kaget melihat manusia yang membludak menyambut dan mengarak Pasangan YS-VM ditemani Bang Dol mengelilingi kota Lewoleba.
Hasil pilkada YS-VM meskipun di putaran pertama di urutan ke-2, namun pada putaran kedua berkat kerja keras dari semua pendukungnya akhirnya keluar sebagai pemenang dan terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Lembata.
Jujur, saya angkat topi melihat keteguhan dan kegigihan perjuangan YS yang rela meninggalkan "kenyamanan"nya di Bekasi dan kembali untuk bergumul dalam perpolitikan dan pemerintahan di Lembata dengan dinamika politiknya yang sangat tinggi.
Lima tahun memimpin Lembata dilewati YS dengan dinamika politik baik di pemerintahan maupun di internal partai yang lumayan menguras enerji.
Banyak perubahan, banyak kemajuan yang terjadi di Lembata. Dalam salah satu percakapan dengan Rano Karno, si Doel sempat bertanya ke saya; "bagaimana dengan YS di Lembata, ada perubahan untuk daerah gak"?
Secara bercanda saya menjawab: "bang Doel, kalau dulu waktu kampanye ente liat di kota Lewoleba kagak ada aspal semeterpun, sekarang kalau ente ke Lewoleba jalan sudah pade dihotmix".
Harus diakui, YS dalam masa pemerintahannya membawa banyak perubahan untuk Kabupaten pemekaran dari induk Flores Timur ini. Sehingga tidak mengejutkan setelah lima tahun memimpin Lembata, YS pun dengan mudah kembali melenggang terpilih untuk periode ke-2, 2017-2022.
Kali ini, karena dinamika internal PDI Perjuangan yang sangat tinggi, YS terpaksa berpisah dari partai yang dicintai, partai yang ikut dibesarkan dan membesarkannya sejak dari kota Bekasi.
Dengan berat hati, karena tidak diusung oleh PDI Perjuangan, YS sempat berpamitan ke saya dan menyampaikan; "meskipun saya tidak diusung, tapi hati saya tetap bersama moncong putih".
Hal ini dibuktikan YS dengan tetap menjadi mitra yang baik terhadap kawan-kawan kader PDI Perjuangan di Lembata setelah terpilih menjadi Bupati Lembata periode 2017-2022.
Bahkan setelah YS direkrut dan terpilih menjadi ketua Partai Golkar pun, pintu rumahnya selalu terbuka untuk kader2 PDI Perjuangan. Dalam salah satu jamuan makan malam di rumah megahnya bak villa di pinggir kota Lewoleba, YS secara bergurau bercanda kepada saya dan beberapa fungsionari PDI Perjuangan Lembata;
"kawan-kawan , baju saya sekarang memang kuning, tetapi darah saya tetap merah. Jadi jangan sungkan untuk tetap berkomunikasi dengan saya, meskipun baju kita berbeda".
Selamat jalan kawan Yelizer Yenci Sunur. Perjuangan mu akan selalu dikenang di bumi Lewo Tanah Lembata.
KOMENTAR