AI untuk Meningkatkan Produktivitas dan Efisiensi

Hila Bame

Tuesday, 28-10-2025 | 10:28 am

MDN
Ilustrasi (ist)

 

 

JAKARTA, INAKORAN

Kata "teknologi" berasal dari bahasa Yunani, yaitu "tekhnologia" yang terdiri dari dua kata:
- "Tekhne" yang berarti "keterampilan" atau "kemampuan"
- "Logia", yang berarti "ilmu" atau "pengetahuan"

Kata teknik dalam pemahaman umum adalah cara, metode, teknik, gaya, pendekatan, prosedur, sistem, jalan, akal, dan sarana.

Sementara Artificial Intelligence (AI) adalah teknologi yang memungkinkan komputer dan mesin untuk meniru kemampuan kognitif manusia seperti belajar, bernalar, dan memecahkan masalah.

Kehadiran AI "sebagian" bisa menggantikan pekerjaan rutin manusia, tapi tidak seluruhnya. Peran manusia tetap tak tergantikan hanya perlu mempelajarinya dan memanfaatkan teknologi AI untuk meningkatkan produksvitas dan efisiensi. 

 

CEO Goldman Sachs, David Solomon, memperkirakan bahwa kolaborasi antara insinyur (programmer perangkat lunak) dan kecerdasan buatan (AI) akan berkembang jauh lebih cepat di dunia bisnis.

Ia mengakui bahwa perubahan ini bisa menimbulkan “gejolak” dalam beberapa jenis pekerjaan, namun tetap optimistis terhadap dampak positifnya.

Solomon mencontohkan transformasi di perusahaannya sendiri, yang kini memiliki sekitar 13.000 insinyur, jumlah yang sangat berbeda dibandingkan 25 tahun lalu.

Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa kemajuan teknologi tidak selalu menghapus pekerjaan, tetapi justru mengubah bentuk dan fungsinya.

Solomon mengatakan perubahan yang didorong AI terjadi jauh lebih cepat dibanding revolusi teknologi sebelumnya.

“Teknologi telah memengaruhi cara kerja dan jenis pekerjaan selama puluhan tahun. Bedanya sekarang, kecepatannya jauh lebih tinggi.

Karena itu, transisi di beberapa fungsi pekerjaan mungkin tidak berjalan mulus,” ujarnya.

Meski begitu, ia percaya bahwa ekonomi, terutama di Amerika, cukup fleksibel dan mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut.

“Ya, akan ada pekerjaan yang bergeser dan berubah, tapi saya antusias. Dalam tiga sampai lima tahun ke depan, perubahan ini justru memberi kami kapasitas lebih besar untuk berinvestasi dalam bisnis,” kata Solomon.

Ia menambahkan, hampir semua pimpinan perusahaan kini memikirkan hal yang sama: bagaimana memanfaatkan teknologi dan AI untuk mempercepat pekerjaan.

“Saya tidak menemukan satu pun CEO, di industri apa pun, yang tidak sedang mencari cara untuk membayangkan ulang dan mengotomatisasi proses bisnis mereka agar lebih efisien dan produktif,” ujarnya.

Pandangan Solomon sejalan dengan banyak eksekutif lain yang menilai AI bukan ancaman bagi lapangan kerja, melainkan bagian dari revolusi teknologi berikutnya.

Banyak pemimpin bisnis kini fokus memanfaatkan AI untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, bukan menggantikan manusia sepenuhnya.

 

 

TAG#AI, #TEKNOLOGI, #NANO

211678071

KOMENTAR