Analisis Peta Survey Tiga Paslon Pilkada Indramayu 2024

Hila Bame

Tuesday, 17-09-2024 | 10:19 am

MDN

 

Oleh : H. Adlan Daie
Analis politik dan sosial keagamaan 

JAKARTA, INAKORAN

Hasil survey tiga pasangan calon (Paslon) pilkada Indramayu 2024 pasca pendaftaran ke KPU Indramayu (27-29 Agustus 2024)  yaitu Paslon Nina Tabroni 33%, Baher Kasan 25% dan Lucky Syaefudin 42%. 

Hasil survey di atas memang dinamis, tidak menggambarkan proyeksi hasil akhir pilkada dua bulan mendatang, hari "H" pencoblosan 27 November 2024, 

Tetapi menarik untuk dianalisis lebih mendalam hasil survey "internal"  tersebut yang diekspose secara terbuka oleh Ihsan Mahfudz, jurnalis "senior" Indramayu di laman akun "facebook" miliknya (14/9/224).

Pertama, Paslon "Lucky Syaefudin" dalam potret survey ini sebesar 42%, tertinggi dari dua Paslon lain. 

Ini berbeda hasilnya dibanding simulasi survey tiga paslon versi survey  LSI (11 juli 2024) mencatat Paslon "Lucky Syaefudin" sebesar 54%.  

Dalam perbandingan dua survey di atas Paslon ini mengalami trend "penurunan" elektoral sebesar 12%, angka sangat signifikan dalam waktu bulan bulan.

Faktor dan variabel kemungkinan Paslon ini potensial akan mengalami trend penurunan elektoral atau kemampuan merawatnya penulis telah "membedahnya" di media "inakoran" Jakarta  (30/8/2024).

Kedua, Paslon Nina - Tabroni dalam survey ini 33%, naik 3% dibanding hasil survey LSI sebesar 30% dalam simulasi tiga Paslon. Nina dalam simulasi LSI berpasangan dengan "wakil" yang berbeda, yakni Tarkani, seorang kepala desa.

Trend kenaikan elektoral ini tidak signifikan dibaca dari koalisi "jumbo" (25 kursi) partai pengusungnya dan subsidi partai "non parlemen" yang bergabung di dalamnya. 

Posisi politik Nina sebagai "petahana" sulit "menolong" trend kenaikan elektoral jika persepsi publik "tertanam" kuat ketidak adilan" politik misalnya pelibatan ASN secara "terbuka" dan "ugal ugalan" akan mendapatkan perlawanan "diam" publik di bilik bilik TPS.

Pasangan dengan tagline "nasionalis - religius" ini, sebuah diksi "pembelahan" politik identitas warisan orde lama yang dipopulerkan Herbiet FIet, ilmuan politik Australia (1955) penting melakukan "speak up" politik lebih "friendly" untuk membuka ruang harapan baru.

Ketiga, Paslon "Baher Kasan" sebesar 25%, paling "kecil" dibanding dua Paslon lainnya tetapi sangat "dahsyat" dibaca dari trend elektoral di mana keduanya baru diperbincangkan publik seminggu sebelum masa pendaftaran ke KPUD Indramayu.

Bahkan Paslon 'Baher Kaji Kasan"  tidak "diperhitungkan" masuk dalam list survey LSI di atas kecuali bersifat "perorangan" di mana "baher" hanya (2,7%) dan Kasan (3,2%), kecil sekali secara elektoral. 

Penyatuan dua figur representasi politik "barat" dan "timur" ini dalam satu pasangan tampaknya mendapat respon positif secara "eksponensial" dalam waktu singkat (17 hari) dibaca dari hasil survey sebesar 25% di atas.

Paslon "baher Kasan" sejauh mampu menggerakkan "mesin" koalisi partai dan jaringan relawan secara sistemik dengan branding "asosiasi politik" ke Prabowo yang memenangkan pilpres 2024 di Indramayu 70,10% potensial akan memenangkan hasil akhir pilkada 2024.

Pointnya adalah ketiga paslon di atas memiliki peluang sama, tidak dapat dibaca dalam potret survey yang beredar di ruang media publik dan media sosial selama ini. 

Waktu dua bulan ke depan selalu terbuka "kejutan kejutan" politik yang dapat membalikkan peta survey dengan ketrampilan memainkan pilihan pilihan isu secara "magnitik" elektoral. 

Selamat berkontestasi, semoga tanpa "kecurangan" selain tidak menjamin kemenangan hanya mewariskan "amal jariyah" politik kotor kepada generasi anak cucu masa depan. 

 

TAG#ADLAN

176774647

KOMENTAR