Atasi Kawasan Kumuh, Pemkot Palembang Canangkan Program Kota Tanpa Kumuh

Binsar

Monday, 15-07-2019 | 12:49 pm

MDN
Ilustrasi Kawasan Kumuh [ist]

Palembang, Inako

Masalah kawasan kumuh nampaknya menjadi persoalan umum yang hampir ada di semua kota di Indonesia dan juga menyita perhatian hampir semua kepala daerah. Salah satunya adalah Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Untuk mengatasi kawasan kumuh di kota itu, Pemerintah Kota Palembang, kini sedang gencar melaksanakan program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) yang dilakukan di sejumlah kawasan di Kota Palembang dalam tahun terakhir.

"Program Kotaku yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir akan lebih digencarkan lagi sehingga bisa menjadikan Ibu Kota Provinsi Sumsel ini sebagai kota yang indah, layak huni, dan nyaman," kata Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda di Palembang, Senin.

Fitrianti berharap, melalui program kotaku, pihaknya bisa membenahi 57 kawasan kumuh yang tersebar di hampir seluruh wilayah kota yang meliputi 18 kecamatan itu.

Sebagian kawasan kumuh yang ditargetkan itu telah dilakukan pembenahan dan penataan, sedangkan sebagian lainnya diusahakan tahun ini dan bisa diselesaikan dalam satu atau dua tahun ke depan.

Upaya membenahi dan menata kawasan kumuh tersebut, dilakukan secara bertahap dan dipilih kawasan yang prioritas atau perlu mendapat penanganan segera.

Pembenahan kawasan kumuh melalui Program Kotaku diharapkan dapat berjalan dengan baik sesuai rencana, dan diharapkan pula mendapat dukungan dana dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan pemerintah pusat.

Guna melakukan pembenahan kawasan kumuh, kata dia, membutuhkan dana yang cukup besar atau bisa mencapai ratusan miliar rupiah yang tidak mungkin bisa dipenuhi dari APBD Kota Palembang yang jumlahnya terbatas.

Pihaknya juga berupaya melakukan pembenahan sanitasi perkotaan seperti pengelolaan air limbah sesuai dengan standar internasional.

Dia mengharapkan melalui upaya tersebut "Bumi Sriwijaya" yang sering dijadikan tempat penyelenggaraan berbagai kegiatan olahraga berskala internasional bisa semakin dilirik.

KOMENTAR