Awas! Sinar Matahari Antara Jam 11-14.00 Berpotensi Menyebabkan Kulit Gosong

Binsar

Thursday, 24-10-2019 | 12:26 pm

MDN
Ilustrasi berjemur di bawah sinar matahari [ist]

Jakarta, Inako

Angapan umum orang awal menyebutkan bahwa sinar matahari yang terlampau terik mengakibatkan kulit gosong. Tentu saja anggapan itu perlu diberi pendasaran ilmiah. Sebab, jika diterima begitu saja, maka orang akan enggan berada langsung di bawah sianr matahari selama siang hari. Padahal, kita juga tahu bahwa sinar matahari juga mengandung unsur yang bermanfaat bagi pertumbuhan manusia.

Para ahli menjelaskan bahw sinar matahari memiliki tiga jenis sinar yakni ultra violet A (UVA) dengan gelombang panjang, ultra violet B (UVB) dengan gelombang pendek, dan ultra violet C (UVC) dengan gelombang sangat pendek.

Simak Video Inakoran.com/Ina TV dan jangan luka "Klik Subscribe and like" guna mencegah kulit gosong karena sianr UVA dan UVB

 



Dikatakan, semakin pendek gelombang, semakin besar tingkat radiasi yang bisa merusak kulit. Jadi di antara semua sinar ultra violet, UVC adalah yang paling merusak kulit.

Untungnya, lapisan ozon bumi mampu menghalau sinar UVC sehingga hanya sinar UVA dan UVB yang menembus ke bumi.

"Untuk mudahnya, bayangkan sinar UVA sebagai UVAging dan UVB sebagai UVBurning. Jika terpapar sinar matahari terlalu lama, UVA akan menembus lapisan kulit lebih dalam dan dapat menyebabkan penuaan kulit berupa keriput dan noda hitam," kata dermatolog dr. Nana Novia Jayadi, Sp.KK dalam keterangan persnya, Kamis.

Karena yang tembus ke bumi hanya sinar UVA dan UVB, lalu pertanyaannya, pada jam berapa kedua jenis sinar itu bisa berdampak buruk bagi kulit manusia?

Atas pertanyaan itu, dr. Nana menjelaskan bahwa kedua jensi sinar itu akan berbahaya bagi ksehatan kulit di antara pukul 11.00 sampai dengan pukul 14.00.

"Secara umum, radiasi UVA dan UVB pada kulit paling tinggi terpapar pada rata-rata jam 11.00 sampai jam 14.00," katanya.

Secara klinis, jenis kulit orang Indonesia masuk dalam kategori Phototype antara nomor IV dan V menurut Fitzpatrick, artinya kulit orang Indonesia memang kaya zat pewarna kulit atau melanin.

Karena itu, lanjut dr. Nana, kulit lebih mudah menggelap saat terpapar sinar matahari. Paparan sinar UVA yang ekstrem, sambungnya, bisa menyebabkan kanker.

"Dan, terpapar sinar UVB terlalu lama akan membakar kulit dan memengaruhi melanin, sehingga mengakibatkan kulit yang lebih gelap," katanya, meski pembentukan vitamin D pada tubuh adalah hasil paparan sinar matahari yang mengandung sinar UVB.

Kondisi makin diperparah dengan polusi, keringat, debu dan kotoran yang kemudian memicu munculnya noda hitam pada kulit. Di bawah satu noda hitam yang kecil tersebut, terdapat jutaan sel pigmen yang rusak.

"Oleh karena itu, untuk mencegah kerusakan sel-sel pigmen akibat sering terpapar sinar matahari, maka penggunaan Vitamin C secara topikal (langsung pada kulit) dapat menjadi pilihan. Vitamin C adalah zat anti oksidan yang teruji aman dan efektif untuk mencerahkan kulit dan menyamarkan noda hitam," katanya.

Vitamin C berfungsi untuk mencegah pembentukan melanin yang terlalu banyak secara aman dan efektif agar warna kulit tidak semakin gelap.

"Dengan pemakaian teratur, secara perlahan (tidak instan) kulit akan tampak makin cerah sesuai warna kulit kita masing-masing. Noda hitam juga dapat disamarkan," katanya.

KOMENTAR