Biden Kembali Tegaskan Komitmen AS Terhadap NATO Setelah Rudal Rusia Menghantam Polandia

Jakarta, Inakoran

Presiden AS Joe Biden pada hari Rabu menegaskan kembali komitmen pertahanan "ketat" Amerika Serikat kepada anggota Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO) menyusul laporan bahwa rudal Rusia telah mendarat di Polandia di tengah perang Rusia di Ukraina.

Laporan The Associated Press, mengutip seorang pejabat intelijen senior AS, sebagaimana dilansir dari Kyodonews, menyebut, Rudal Rusia dikabarkan menyeberang ke wilayah Polandia dan menewaskan dua orang, saat Rusia menggempur fasilitas energi Ukraina pada hari Selasa (15/11).

Insiden itu merupakan yang pertama kalinya sejak  Rusia menginvasi Ukraina, sejak Februari.

Melalui sambungan telepon dengan Presiden Polandia Andrzej Duda, Biden menawarkan "dukungan penuh AS" untuk membantu penyelidikan Polandia atas ledakan itu, kata Gedung Putih dalam siaran pers.

"Presiden Biden menegaskan kembali komitmen kuat Amerika Serikat untuk NATO," tambahnya.

Saat ini Biden berada di Bali menghadiri pertemuan puncak dua hari Kelompok 20 ekonomi utama yang akan selesai di kemudian hari.

Kedua pemimpin sepakat bahwa negara mereka harus tetap berhubungan dekat untuk menentukan "langkah selanjutnya yang tepat" saat penyelidikan berlangsung, kata Gedung Putih.

Di Moskow, Kementerian Pertahanan menolak sebagai "provokasi yang disengaja" laporan media di Polandia bahwa rudal Rusia telah menghantam wilayah negara itu, menambahkan militer Rusia tidak melakukan serangan yang menargetkan zona perbatasan Ukraina-Polandia, kata kantor berita Rusia Tass.

Pemerintahan Biden telah memberikan bantuan keamanan untuk membantu Kyiv mempertahankan diri dari agresi Rusia, sementara menolak untuk menempatkan pasukan AS di Ukraina di tengah kekhawatiran hal itu dapat ditarik ke dalam konflik langsung dengan Rusia yang bersenjata nuklir.

Tetapi Washington telah berjanji untuk mempertahankan "setiap jengkal" wilayah NATO berdasarkan prinsip pertahanan kolektif -- yang berarti serangan terhadap setiap anggota aliansi dianggap sebagai serangan terhadap aliansi secara keseluruhan.