Dampak Virus Covid-19, Permintaan Jamu PSPJ Meningkat Drastis

Shanty

Thursday, 02-04-2020 | 20:25 pm

MDN
Proses pembuatan jamu tradisional di PSPJ Dinkes Kota Pekalongan.

Kota Pekalongan, Inako

 

Ditengah merebaknya virus corona (Covid-19), eksistensi  jamu tradisional yang dipercaya sejumlah masyarakat bermanfaat untuk menjaga daya tahan tubuh semakin meningkat. Hal tersebut dikarenakan masyarakat percaya bahwa rempah-rempah yang terdapat pada jamu bisa menangkal virus Covid-19.

BACAJUGA: Operasi Cipta Kondisi Patroli Biru Wilayah Pondok Aren, Terkait Maklumat Kapolri

BACA JUGA: Film Berbagi Suami Membuat Nama Dominique Diyose Jadi Melejit

Kepala PSPJ Kota Pekalongan, Uswatun Khasanah, mengungkapkan dalam dua pekan terakhir ini banyak permintaan jamu siap minum maupun kemasan instan yang dipesan oleh masyarakat atau instansi yang ada di Kota Pekalongan, seperti Rumah Sakit, Puskesmas, OPD dan penikmat jamu lainnya, bahkan diantaranya memesan dalam jumlah banyak.

Tak hanya dari dalam kota saja, permintaan jamu buatan PSPJ Dinkes Kota Pekalongan juga datang dari luar Kota Pekalongan seperti NTB, Kupang, Palembang, Yogyakarta dan beberapa daerah di Indonesia.

“Di tengah wabah Corona ini, permintaan jamu buatan PSPJ Dinkes ini mengalami peningkatan drastis, karena masyarakat yang sebelumnya enggan minum jamu karena rasanya yang pahit, dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya minum jamu yang bagus untuk tingkat imunitas kita dan inovasi jamu yang kian berkembang, kami banyak menerima pesanan (orderan) terutama untuk kalangan Rumah Sakit dan Puskesmas untuk para karyawannya sebanyak 500 botol per hari, masyarakat setempat juga banyak yang datang kesini untuk membeli jamu di PSPJ karena harganya yang terjangkau,” terang Uswatun saat ditemui di Kantor PSPJ Dinkes Kota Pekalongan, Kamis (2/4/2020).

 

 

Diakui Uswatun, peningkatan permintaan jamu PSPJ naik hampir 300-400 persen dari yang semula hanya 100-200 botol setiap harinya. Dituturkan Uswatun, pada sebelumnya setiap kali produksi, PSPJ dapat memproduksi 600-700 botol namun di tengah isu Corona ini dapat memproduksi beberapa kali lipat dari produksi tersebut.

BACA JUGA: https://inakoran.com/mekah-im-coming-bersiap-siap-sudah-untuk-terpingkal-pingkal-ya/p19872

 

Menurut Uswatun, tingginya permintaan rempah-rempah ini dipasaran juga berdampak pada lonjakan harga jahe merah, kencur dan sejenis, namun kondisi  tidak serta merta mengakibatkan PSPJ untuk menaikkan harga jamu yang dijual per botol maupun kemasannya.  

“Varian jamu yang biasa dipesan sangat beragam, kebanyakan varian bir pletok, temulawak, jahe, kencur, dan sebagainya yang sangat banyak mengandung khasiat untuk menghangatkan badan, menyegarkan badan, melancarkan peredaran darah, meningkatkan imunitas tubuh. Harganya pun relative murah mulai dari Rp 5 ribu per botolnya, untuk yang kemasan mulai dari Rp15 ribu,” jelas Uswatun.

Ditambahkan Uswatun, PSPJ Dinkes Kota Pekalongan terus berinovasi mengembangkan aneka jenis jamu, yang terbaru adalah varian jamu yang diberi nama J-Co 19 (Jamu Covid-19) yang didalamnya mengandung bahan alami seperti kunyit, secang, lengkuas, kayu secang dan jeruk. Varian baru ini pun langsung menyita perhatian para penikmat jamu tradisional.

 

 

“Varian baru J-Co 19 ini memang kami luncurkan bertepatan dengan Hari Jadi Kota Pekalongan, kami terinspirasi membuatnya dari peneliti Fakultas Farmasi UGM Yogyakarta yang membuat varian jamu dari beberapa rempah untuk meningkatkan imunitas dan dipercaya sebagai anti virus seperti kunyit, secang, lengkuas, kayu secang, dan jeruk, rasanya enak dan segar.

 

Alhamdulillah keberadaan jamu varian baru ini lansung bisa diterima semua pihak terbukti pada awal ini kami hanya memproduksi 20-25 botol untuk soft launching tetapi langsung sold out dan ada beberapa pihak telah pre-order untuk bisa menikmati jamu tersebut,” pungkas Uswatun.

 

KOMENTAR