Songke Khas Manggarai Pasar Diperluas

Sifi Masdi

Thursday, 10-06-2021 | 17:09 pm

MDN
Ki-ka: Deputi Bidang Usaha Mikro Eddy Satriya, Bupati Mabar Edistasius Endi (ke-2), Suzana Teten Masduki (ke-3), dan Trince Yuni Endi (ke-4) [kemenkop]

 

 

Labuan Bajo, Inako

Wastra dalam bahasa Sansekerta berarti kain merupakan salah satu kerajinan dan kebudayaan dari Labuan Bajo. Wastra Labuan Bajo lebih sering dikenal dengan nama Songke merupakan tenun yang indah berasal dari kapas asli, yang kemudian ditenun dengan menggunakan alat tradisional.

Ketua Bidang Manajemen Usaha Dekranas Suzana Teten Masduki [kemenkop]

 

BACA JUGA:  Tinjau Vaksinasi Massal di Bandung, Panglima TNI dan Kapolri Minta Warga Tetap Disiplin Prokes

"Benang pada kain tenun ikat umumnya memiliki beragam warna dalam satu helai benang, tergantung dari proses pencelupan atau pewarnaannya," kata Ketua Bidang Manajemen Usaha Dekranas Suzana Teten Masduki, saat memberikan sambutan pada pelatihan 'UMKM Wastra Go Digital', hasil kolaborasi dengan Kementerian Koperasi dan UKM di Labuan Bajo, Kab. Manggarai Barat, Selasa (09/06/2021).

Pelatihan ini, imbuhnya, bertujuan mengembangkan para pelaku usaha khususnya pengembangan produk unggulan wastra khas Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Beragam motif pada kain tenun yang sarat akan makna ini lanjutnya, menjadikan kain tradisional tersebut semakin indah dan bernilai jual tinggi.

 

BACA JUGA: Pemberdayaan Koperasi dan UMKM Akan Angkat Perekonomian Bali

"Keindahan wastra khas Labuan Bajo, Songke dan wastra lainnya harus terus dilestarikan dan dikembangkan. Berbagai inovasi produk berbahan dasar kain tenun sudah banyak dikembangkan sehingga menambah nilai jual produk tersebut. Kain tenun tidak hanya dibuat sebatas untuk produk pakaian saja, namun bisa diolah menjadi produk lain seperti tas, sepatu, dan aksesoris lainnya," harap Suzana.

Meski demikian, menurutnya, kendala masih sering dihadapi oleh pengrajin kain tenun, salah satunya akses pasar wastra yang tidak mudah, ditambah dengan situasi pandemi yang masih melanda.

 

"Oleh karena itu, digitalisasi pemasaran bisa menjadi strategi jitu untuk memperluas akses pasar kain tenun yang salah satunya dengan terhubung ke marketplace atau e-commerce," tutur Suzana.

BACA JUGA: Petani Kakao Bali Diminta Maksimalkan Sebagai Komoditas Unggulan

Sementara itu Bupati Manggarai Barat (Mabar) Edistasius Endi dalam sambutannya mengatakan, masyarakat Manggarai Barat ingin menjadi pelaku di semua sektor, sehingga tidak hanya sektor pariwisata yang premium, tapi pola pikir dan pola usaha serta yang lain juga premium.

 

"Dengan kegiatan KemenkopUKM ini, kami berharap para pelaku UKM di sini bisa berdaya saing dengan para pelaku usaha dari manapun di kabupaten ini," ujar Edi.

Kegiatan seperti ini diharapkan, tidak berhenti sampai di sini. Ia berharap semua pihak untuk terus mendorong dan mendukung kegiatan-kegiatan semacam ini terus diadakan.

Di tempat yang sama, Ketua Dekranasda Trince Yuni Endi meminta, para pengrajin lokal untuk terus berinovasi meningkatkan hasil tenun dan berkreasi untuk memberi sentuhan baru yang mengikuti perkembangan jaman.

 

BACA JUGA: Ini Penjelasan KemenkopUKM Soal Perkembangan Penyaluran Dana BPUM 

"Sebagai Ketua Dekranasda Manggarai Barat mengucapkan terima kasih karena Labuhan Bajo dipilih sebagai tempat pelatihan 'UMKM Wastra Go Digital', semoga memberikan dampak baik bagi penenun kami dalam memasarkan produksi,"  harap Trince.

Sebelumnya, Deputi Bidang Usaha Mikro Eddy Satriya mengatakan Sinergi ini merupakan kegiatan yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat dan merupakan wujud upaya Kedeputian dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan UMKM, masyarakat dan generasi milenial menggali potensi.

 

Pelatihan-pelatihan yang diberikan pada kesempatan ini antara lain pelatihan usaha mikro, pelatihan literasi keuangan dan pembiayaan, sosialisasi pembentukan koperasi dan lain-lain.

 

 

 

 

 

KOMENTAR