Diskusi Publik BPIP: Habis Pandemi Terbitlah Terang

Hila Bame

Tuesday, 21-04-2020 | 17:58 pm

MDN
Peserta diskusi BPIP dalam rangka memperngati Hari Kartini 21 April 2020

 

BADAN PEMBINAAN IDEOLOGI PANCASILA

 

Jakarta, Inako

 

Memperingati Hari Kartini 2020, hari ini (21/4) Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan diskusi publik secara daring berjudul “Habis Pandemi Terbitlah Terang: Pendidikan di Tengah Covid-19”. Diskusi menghadirkan nara sumber Dr. Baby Jim Aditya, Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan BPIP, yang juga seorang psikolog, dan Satriyani Wisyawati Rahayu, S.Pd, M.Pd, Kepala Sekolah SMP Pawyatan, Doho, Kediri, yang juga merupakan ikon Prestasi Pancasila 2019 kategori Sains dan Inovasi.

 

BACA JUGA: Perjuangan Kartini: Kebebasan Pikiran Dan Kesetaraan Peran, Bukan Pakaian

 

Bertindak sebagai moderator diskusi adalah Nia Syarifudin, Aktifis Perempuan dan Ketua Aliansi Nasional Bhineka Tunggal Ika.

Diskusi diikuti sekitar 80 orang peserta yang mendaftar lewat aplikasi Whatsapps. Mereka berasal dari berbagai latar belakang seperti aktivis, dosen, mahasiswa, ibu rumah tangga, pekerja lepas, PNS, ataupun anggota TNI. Mereka ini datang bukan hanya dari Jakarta, namun juga dari berbagai daerah seperti Bandung, Bekasi, Lahat (Sumatera Utara), Makassar, dan Pandeglang Banten.

Dalam sambutan pembuka diskusi, Direktur Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP, Aris Heru Utomo, menyampaikan bahwa kegiatan diskusi daring yang baru pertama kali dilakukan BPIP dan terbuka untuk umum ini bertujuan untuk mendiskusikan pemikiran dan tindakan seorang R.A Kartini yang sarat dengan mutiara nilai-nilai Pancasila.

Pendidikan dipilih menjadi tema diskusi karena sejarah menunjukkan bahwa perjuangan Kartini tidak semata-mata terkait dengan masalah emansipasi wanita, namun juga masalah pendidikan.  

Ditambahkan oleh Aris bahwa sebagai dampak pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), yang antara lain menyebabkan pendidikan tidak dapat dilaksanakan secara formal di ruang-ruang kelas, kita semua mesti kreatif dalam menyelenggarakan pendidikan dengan semangat gotong royong dan tolong menolong berdasarkan nilai-nilai Pancasila.

Dengan semangat tersebut, maka kita semua berharap akan dapat melewati ujian pandemi Covid-19 dengan baik. Seperti kata R.A Kartini “Tiada awan di langit yang tetap selamanya.

Tiada mungkin akan terus-menerus terang cuaca. Sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa keindahan. Kehidupan manusia serupa alam”.

Sementara itu Satriyani yang bertindak sebagai nara sumber pertama menyampaikan bahwa di tengah pandemi Covid-19, kita semua hendaknya dapat memetik hikmah dari peristiwa yang terjadi.

Hikmah yang dapat dipetik antara lain bahwa dalam melaksanakan pendidikan hendaknya kita kembali pada tujuan pendidikan untuk membangun karakter, bukan semata membangun kecerdasan akal.

Seperti dikatakan R.A Kartini dalam bukunya “Habis Gelap Terbitlah Terang”, pendidikan hendaknya tidak semata membangun kecerdasan akal, namun juga membangun budi dan jiwa peserta didik.

“Untuk membangun karakter peserta didik dan mengenalkan nilai-nilai Pancasila, kami memanfaatkan teknologi informasi dan terus berinovasi mengembangkan materi pembelajaran dengan pola interaktif antara lain menggunakan permainan (game) tradisional. Sehingga peserta didik tidak bosan dan jenuh,” tambah Satriyani.

Adapun Baby Jim Aditya dalam paparannya menyampaikan bahwa dari pandemi Covid-19 sebenarnya kita tengah melihat kebangkitan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

“Secara default tanpa diminta masyarakat Indonesia tergerak untuk saling membantu, melakukan aksi gotong royong berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Masyarakat bergotong royong dan tolong menolong tanpa melihat ras, agama, dan kesukuan ”, ujar Baby.

“Dalam konteks keluarga, pandemi Covid-19 memberi waktu bagi kita semua untuk lebih mengenal diri sendiri dan keluarga. Hubungan erat antara orang tua dan anak mulai terjalin kembali, setelah sempat terputus karena rutinitas di masa normal,” ujar Baby lebih lanjut

“Ada new normal atau tata kehidupan baru yang terbentuk pasca pandemi. Misalnya saja masyarakat dan individu sekarang lebih peduli pada lingkungan dan kesehatan dengan antara lain melakukan cuci tangan setiap kali akan berkegiatan.

Di bidang pendidikan, muncul terobosan-terobosan baru terkait metode pembelajran dan pelaksanaan pendidikan yang tidak terbatas pada ruang,” tambah Baby.    

Dalam sesi tanya jawab mengemuka sejumlah pertanyaan dan pendapat, antara lain mengenai perlunya memperkuat ketahanan keluarga dan menonjolkan ketauladanan dalam bersikap dan bertindak melalui penanaman nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-sehari, sehingga ketika nanti wabah corona berlalu, kita semua akan dapat menikmati terang bersama-sama.

Pendapat lain yang mengemuka adalah perlunya BPIP untuk lebih membumikan nilai-nilai Pancasila ke seluruh lapisan masyarakat.

BPIP juga diharapkan dapat lebih menyosialisasikan materi-materi pembinaan ideologi Pancasila ke masyarakat, terutama ke kalangan muda (milenial) dengan cara-cara kekinian.

BACA JUGA: 4 Hari Pencarian, Pencari Ikan Asal Kendal Ditemukan Sudah Tak Bernyawa

BACA JUGA: Pulang Dari Ijtima Ulama Di Goa, Empat Warga Pemalang Dinyatakan Sehat

BACA JUGA: Ganjar Minta Peserta Ijtima Ulama Gowa Asal Jateng Laporkan Diri

KOMENTAR