Hari Lahir Pancasila 1 Juni Dirayakan Dengan Meriah di Ende, Flores

Inakoran

Sunday, 03-06-2018 | 01:28 am

MDN
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo (tengah) didamp

Ende, Flores, Inako – 



Perayaan peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni yang dipimpin Mendagri Tjahjo Kumolo itu, dilaksanakan di Lapangan Pancasila, Kota Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Jumat (1/6/2018).

Bertindak sebagai inspektur upacara, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, dalam sambutannya mengatakan apel peringatan Hari Pancasila di Ende memiliki makna penting untuk melihat kembali sejarah lahirnya Pancasila yang diprakarsai tokoh nasional, Soekarno, ketika diasingkan di Ende pada tahun 1934-1938.

"Api dan semangat yang ada di Tanah Ende ini, Bung Karno bisa melihat detak dan denyut nafas seluruh Nusantara sehingga melahirkan Pancasila," katanya.

Pada kesempatan itu, Tjhajo mengajak generasi muda yang hadir agar berani berimajinasi dan mempunyai impian besar seperti yang disebutkan Soekarno terhadap para generasi muda bangsa Indonesia.

[caption id="attachment_30725" align="alignleft" width="500"] Kenakan Baju Adat Ende Lio, Mendagri Tjahjo Kumolo Pimpin Upacara Hari Lahir Pancasila di Ende, Flores [ist][/caption]"Dari imajinasi dan impian itu generasi muda harus punya konsepsi, gagasan-gagasan, dan ide untuk membangun bangsa dan negara berdasarkan Pancasila," katanya.

Serangkaian acara dilakukan Mendagri usai memimpin apel, diantaranya menyerahkan KTP elektronik secara simbolis kepada warga Ende yang lahir bertepatan dengan hari lahir Pancasila pada 1 Juni, menyerahkan beasiswa kepada sejumlah para pelajar berprestasi, dan juga mengunjungi pohon sukun yang merupakan tempat permenungan Soekarno untuk merumuskan butir-butir Pancasila serta mengunjungi rumah pengasingan Soekarno di Kecamatan Kota Raja.

Di rumah pengasingan Bung Karno, Mendagri juga meresmikan Patung Bung Karno yang dibangun tepat di halaman rumah tersebut.

Dalam apel kemarin, Mendagri didampingi Gubernur NTT Frans Lebu Raya, Ketua DPRD Provinsi NTT Anwar Pia Geno, anggota DPR RI Andreas Hugo Parera.

 

 

KOMENTAR