Gereja Ortodoks Rusia Akan Tinjau Ulang Ritus Pemberkatan Senjata Pemusnah Massal

Binsar

Thursday, 06-02-2020 | 10:38 am

MDN
Kepala Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill dan Presiden Rusia Vladimir Putin [ist]

Moskow, Inako

Gereja Ortodoks Rusia sedang mengkaji tradisi pemberkatan senjata pemusnah massal termasuk senjata nuklir yang selama ini lazin dilakukan para pendeta Gereja Ortodoks Timur Rusia.

Kajian tersebut didasari pertimbangan kemanusiaan. Sebab selama ini, senjata nuklir telah menyebabkan kematian ribuan umat manusia di berbagai belahan dunia.

Keinginan gereja untuk menghentikan ridual itu muncul dalam sebuah proposal yang diterbitkan hari Senin (4/2/20).

Dalam sebuah draf dokumen yang dikeluarkan Gereja Ortodoks Rusia disebutkan bahwa ritus pemberkatan senjata pemusnah massal akan ditinjau ulang.

Simak Video Inakoran.com dan jangan lupa klik subscribe and like

 

Selama ini, memang ada tradisi terkait pemberkatan umat Kristen Ortodoks "untuk pelaksana tugas militer" dan "pertahanan Tanah Air".

Dalam ritus itu, para pendeta Rusia memercikkan air suci pada berbagai sistem senjata, termasuk kapal selam, rudal balistik, dan roket antariksa.

"Itu tidak tercermin dalam tradisi Gereja Ortodoks dan tidak sesuai dengan isi Ritus," bunyi draft dokumen proposal Gereja Ortodoks.

Pendeta Gereja Ortodoks Rusia memberkati para tentara [ist]

 

"Oleh karena itu, penggunaan perintah ini untuk menguduskan segala jenis senjata, yang penggunaannya dapat menyebabkan kematian sejumlah orang yang tidak ditentukan, termasuk senjata pemusnah massal, harus dikeluarkan dari praktik pastoral tanpa pandang bulu," lanjut bunyi draft tersebut, seperti dikutip Fox News, Kamis (6/2/2020).

Proposal itu mencatat bahwa pemberkatan kendaraan militer yang digunakan di darat, udara dan laut bukanlah pemberkatan terhadap senjata, roket, atau perangkat pemboman. Namun, pemberkatan untuk perlindungan prajurit penjaga Tanah Air.

Proposal akan dibahas pada 1 Juni 2020 dan publik diminta untuk mempertimbangkan dalam debat.

Proposal itu muncul ketika gereja dan militer Rusia terus menjalin hubungan dekat. Angkatan bersenjata negara itu membangun sebuah katedral yang luas di sebuah taman militer di luar Moskow.

KOMENTAR