Grup HBS Yang Diakuisisi Prajogo Pangestu Hasilkan Emas 614.000 Ons Emas

JAKARTA , INAKORAN
Langkah akuisisi PT Petrosea Tbk (PTRO) terhadap Grup HBS dan Hafar di Papua Nugini merupakan tonggak penting bagi grup Barito sama seperti yang dilakukan perusahaan skala global yang melakukan usaha kontraktor minyak di Indonesia.
BACA:
PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) Akuisisi PT Guna Darma Integra (GDI) Senilai 10 Triliun
Pengusaha kakap Prajogo membuktikan diri bukan hanya bermain di kandang sendiri tapi melebarkan sayap hingga Papua Nugini. Tidak datang menawarkan jasa ke perusahaan di Papua Nugini tapi akuisisi perusahaan lokal berbasis sama-sama cuan.
Grup HBS, yang berbasis di Papua Nugini, merupakan penyedia alat berat dan kontraktor tambang terkemuka dengan 12 area operasional di kawasan Papua Nugini.
Salah satu portofolio tambangnya adalah Hidden Valley di Morobe milik NKW Holdings—perusahaan pemilik konsesi tambang emas yang terafiliasi dengan raksasa tambang asal Afrika Selatan, Harmony Gold.
PT Petrosea Tbk (PTRO), emiten kontraktor pertambangan yang terafiliasi Prajogo Pangestu, buka-bukaan mengenai target klien domestik dan internasional setelah mengakuisisi Grup HBS dan Hafar.
Menurut pemaparan manajemen dalam Public Expose Senin (6/10) lalu, akuisisi ini memungkinkan PTRO untuk mendiversifikasi usaha—baik ke tambang emas lewat Grup HBS, maupun LNG dan aktivitas offshore lewat Grup Hafar.
Selain itu, PTRO juga dapat menambah basis sumber pendapatannya lewat klien-klien yang didatangkan Grup HBS dan Hafar.
“Seperti Pertamina, Petronas, Harmony Gold, St Barbara, dan Newmont,” ujar manajemen lebih rinci.
Grup HBS, yang berbasis di Papua Nugini, merupakan penyedia alat berat dan kontraktor tambang terkemuka dengan 12 area operasional di kawasan Papua Nugini.
Salah satu portofolio tambangnya adalah Hidden Valley di Morobe milik NKW Holdings—perusahaan pemilik konsesi tambang emas yang terafiliasi dengan raksasa tambang asal Afrika Selatan, Harmony Gold.
Klien internasional HBS juga mencakup perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS) Newmont Corporation (NYSE: NEM) dan St Barbara (ASX: SBM) asal Australia.
Portofolio tambang Newmont berada di Pulau Lihir, New Ireland, Papua Nugini, dengan produksi emas 614.000 ons pada 2024 lalu.
Dengan cadangan 15,8 juta ons dan sumber daya 20,8 juta ons emas, produksi emasnya bahkan ditargetkan naik 30% di tahun 2028 mendatang.
Sedangkan St Barbara memiliki portofolio tambang di Pulau Simberi, yang juga berlokasi di New Ireland, Papua Nugini.
Selain kontraktor pertambangan, HBS juga dikenal sebagai penyedia alat berat untuk operasional tambang.
Hal ini, menurut manajemen, memungkinkan PTRO untuk mendapatkan harga yang lebih terjangkau, dan posisi lebih menguntungkan dalam rantai pasok.
Selain ekspansi regional di sektor emas lewat HBS, PTRO juga menyasar penguatan EBITDA margin dari bisnis di sektor Engineering, Procurement, Construction, and Installation (EPCI) lepas pantai serta pelayaran lewat Grup Hafar.
Tak hanya itu, dengan portofolio klien seperti Grup Pertamina hingga Petronas dan Freeport, PTRO melalui Grup Hafar juga dapat merambah sektor LNG (Liquefied Natural Gas) dan industri migas.
Sebagai catatan, PTRO mencatatkan pertumbuhan EBITDA hingga 50,9% secara tahunan pada semester I 2025 menjadi US$71,1 juta, dengan margin 20,2%.
Namun, labanya menyusut 18,6% menjadi US$1,1 juta imbas dari membengkaknya beban pajak penghasilan
TAG#PTRO, #CUAN, #BRPT, #BREN CDIA
210789411
KOMENTAR