Harga Minyak Mentah Melejit: Rusia Tembak Rudal Hipersonik ke Ukraina
Jakarta, Inakoran
Harga minyak mentah dunia terus menunjukkan kenaikan signifikan di awal pekan ini, Senin (25/11), mendekati level tertinggi dalam dua minggu terakhir. Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya ketegangan geopolitik antara Rusia, Iran, dan negara-negara Barat, yang memunculkan kekhawatiran terhadap gangguan pasokan minyak global.
Harga minyak mentah Brent, yang menjadi acuan global, naik 0,2 persen atau 13 sen ke posisi US$75,30 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 0,2 persen atau 14 sen ke US$71,38 per barel.
Kedua kontrak ini mencatat kenaikan mingguan tertinggi sejak akhir September, didukung oleh lonjakan harga sebesar 6 persen pada pekan lalu. Kenaikan ini sebagian besar disebabkan oleh eskalasi konflik di Ukraina dan langkah Rusia yang semakin agresif.
Kenaikan harga minyak tidak lepas dari peristiwa geopolitik terbaru, termasuk serangan rudal hipersonik oleh Rusia ke Ukraina. Langkah ini merupakan peringatan langsung kepada Amerika Serikat dan Inggris, yang senjata-senjatanya digunakan oleh Ukraina untuk melawan Moskow.
BACA JUGA:
Arah dan Pergerakan IHSG : Senin, 25 November 2024
Harga Emas Antam Turun: Senin, 25 November 2024
Harga Minyak Terus Melesat: Dipicu Konflik Rusia-Ukraina
Ketegangan Rusia-Ukraina Picu Kenaikan Harga Minyak
"Ketegangan ini menunjukkan perang telah memasuki fase baru dan berbahaya, meningkatkan risiko gangguan pasokan minyak global," kata Daniel Hynes, Ketua Tim Analis ANZ, seperti dikutip oleh Reuters.
Selain itu, ketegangan antara Iran dan Barat juga semakin memperburuk situasi. Iran bereaksi terhadap resolusi Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dengan meningkatkan pengayaan uranium menggunakan sentrifus canggih. Langkah ini memicu kekhawatiran bahwa sanksi baru terhadap ekspor minyak Iran dapat diberlakukan, yang berpotensi mengurangi pasokan minyak global hingga 1 juta barel per hari, setara dengan 1 persen dari total pasokan dunia.
Di tengah ketegangan geopolitik, permintaan minyak mentah dari Asia, khususnya Tiongkok dan India, juga menjadi sorotan utama: Tiongkok mencatat peningkatan impor minyak mentah pada bulan November. Harga yang lebih rendah memicu aktivitas penyimpanan stok oleh negara importir minyak terbesar dunia ini.
India, sebagai importir minyak terbesar ketiga dunia, meningkatkan kapasitas produksi minyak mentahnya sebesar 3 persen secara tahunan menjadi 5,04 juta barel per hari pada Oktober. Peningkatan ini didorong oleh lonjakan ekspor produk bahan bakar dari kilang mereka.
Ketegangan geopolitik, khususnya di Rusia dan Iran, diperkirakan akan terus memengaruhi pasar minyak mentah dunia. Konflik Rusia-Ukraina dan kemungkinan sanksi baru terhadap Iran berpotensi menekan pasokan minyak global.
Pemulihan permintaan dari Tiongkok dan India di tengah harga minyak yang bergejolak dapat menjadi penopang pasar.
Selanjutnya, pembicaraan antara Iran dan tiga kekuatan Eropa pada 29 November mendatang akan menjadi kunci dalam menentukan arah kebijakan sanksi minyak terhadap Iran.
KOMENTAR