Harga Minyak Terus Melesat: Dipicu Konflik Rusia-Ukraina

Sifi Masdi

Friday, 22-11-2024 | 11:27 am

MDN
Ilustrasi kilang Minyak Rusia [ist]

 

 

 

Jakarta, Inakoran

Harga minyak dunia mengalami lonjakan hampir 2 persen pada Kamis, 21 November 2024, dipicu oleh meningkatnya eskalasi konflik antara Rusia dan Ukraina. Kondisi geopolitik yang memanas menimbulkan kekhawatiran baru terhadap stabilitas pasokan energi global, khususnya minyak mentah, yang menjadi salah satu komoditas vital dunia.

 

Mengutip data dari Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent: Naik US$1,42 (1,95 persen) menjadi US$74,23 per barel. Kemudian minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI): Naik US$1,35 (2 persen) menjadi US$70,10 per barel.

 

Kenaikan ini mencerminkan sensitivitas pasar terhadap ancaman yang berpotensi mengganggu rantai pasokan minyak global. Konflik Rusia-Ukraina kembali memanas setelah kedua negara saling meluncurkan serangan rudal ke wilayah masing-masing.

 


 

BACA JUGA:

Harga Emas Antam Melonjak: Jumat, 22 November 2024

Rekomendasi Saham Akhir Pekan: Jumat, 22 November 2024

Harga Minyak Masih Landai :  Pasar Minyak Tarik Ulur

Ketegangan Rusia-Ukraina Picu Kenaikan Harga Minyak

 


 

Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengklaim telah meluncurkan rudal balistik jarak menengah hipersonik ke fasilitas militer Ukraina. Tidak hanya itu, Putin juga memberikan peringatan tegas kepada negara-negara Barat bahwa Rusia siap menyerang instalasi militer negara mana pun yang mendukung Ukraina.

 

Sebagai produsen minyak terbesar ketiga di dunia, ketegangan yang melibatkan Rusia berpotensi besar mengganggu pasokan minyak mentah. Hal ini mendorong ketidakpastian di pasar energi, sebagaimana diungkapkan oleh para analis:

 

Ole Hvalbye, analis komoditas di SEB, menyoroti bahwa fokus pasar kini bergeser ke risiko eskalasi konflik yang dapat merusak rantai pasokan energi global.

Analis ING menyebut risiko tambahan muncul jika Ukraina menargetkan infrastruktur energi Rusia, yang bisa memicu respons tak terduga dari Moskow.

 

Selain konflik geopolitik, beberapa faktor lain turut menopang kenaikan harga minyak: Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) diperkirakan akan kembali menunda peningkatan produksi minyak saat pertemuan pada 1 Desember 2024.

 

Spekulasi ini muncul akibat lemahnya permintaan minyak global, yang menekan harga pada beberapa bulan terakhir. Kebijakan moneter yang ketat, dengan suku bunga tinggi yang dipertahankan lebih lama dari perkiraan, telah memperlambat aktivitas ekonomi.

 

 


 

KOMENTAR