Harga Minyak Masih Landai : Pasar Minyak Tarik Ulur
Jakarta, Inakoran
Harga minyak dunia tetap bergerak landai pada perdagangan Selasa, 19 November 2024, di tengah tarik-menarik sentimen geopolitik dan produksi baru. Ketegangan Rusia-Ukraina yang meningkat memberikan dukungan bagi harga, sementara dimulainya produksi di ladang minyak Johan Sverdrup, Norwegia, menekan potensi kenaikan lebih lanjut.
Dilansir dari Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent tercatat naik tipis sebesar 1 sen menjadi USD 73,31 per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 0,3% atau 23 sen ke level USD 69,39 per barel.
Pergerakan harga yang stagnan mencerminkan dinamika pasar yang masih dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik geopolitik maupun fundamental pasokan.
Konflik Rusia-Ukraina kembali memanas setelah Ukraina menggunakan rudal ATACMS buatan Amerika Serikat untuk menyerang wilayah Rusia. Langkah ini memicu reaksi keras dari Rusia, dengan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov menyebutnya sebagai eskalasi dari Barat. Presiden Rusia Vladimir Putin bahkan menurunkan ambang batas untuk potensi serangan nuklir.
BACA JUGA:
Harga Emas Kembali Cetak Rekor: Dampak Ketegangan Geopolitik
Rekomendasi Saham Pilihan: Rabu, 20 November 2024
Ketegangan Rusia-Ukraina Picu Kenaikan Harga Minyak
Pasar Kripto Kompak Berada di Zona Hijau: AS Dukung Regulasi Kripto
Menurut Daniel Hynes, Analis ANZ Bank, ketegangan ini meningkatkan risiko gangguan pasokan di pasar minyak global. "Ini menandai peningkatan baru dalam perang Rusia-Ukraina dan membawa kembali risiko gangguan pasokan di pasar minyak," jelasnya.
Ketidakpastian ini memberikan dorongan positif bagi harga minyak, meski dampaknya belum terlalu signifikan. Di sisi lain, dimulainya kembali produksi di ladang minyak Johan Sverdrup, Norwegia, menjadi faktor yang menahan kenaikan harga minyak. Ladang minyak ini merupakan salah satu fasilitas terbesar di Eropa, dan tambahan pasokan dari lokasi ini berhasil meredam kekhawatiran pasar terkait potensi gangguan dari kawasan geopolitik lainnya.
Sementara itu, permintaan minyak dari China, sebagai konsumen terbesar dunia, tetap menjadi salah satu faktor positif bagi pasar. Pemulihan ekonomi China memberikan sinyal bahwa konsumsi bahan bakar akan terus meningkat, meskipun diimbangi oleh tekanan dari sisi pasokan global.
KOMENTAR