Hindari Rasisme, WHO Ganti Nama Cacar Monyet Dengan Mox

Binsar

Tuesday, 29-11-2022 | 13:44 pm

MDN
Ilustrasi Kantor WHO [ist]

 

Jakarta, Inakoran

Organisasi Kesehatan Dunia pada hari Senin mengganti nama penyakit virus ‘cacar monyet’ menjadi "mox" karena kekhawatiran tentang rasisme dan stigmatisasi.

Dalam sebuah penyataan, WHO mengatakan, nama baru akan digunakan secara bersamaan selama satu tahun. Masa transisi satu tahun, dimaksudkan untuk mengurangi kebingungan masyarakat akibat perubahan nama.

Menurut WHO, selama wabah cacar monyet meluas awal tahun ini, bahasa rasis dan stigmatisasi online untuk komunitas tertentu, muncul di media online.

WHO menambahkan, penyakit ini dinamai cacar monyet, pada tahun 1970 ketika kasus pertama pada manusia terkonfirmasi. Virus penyebab penyakit ini pertama kali ditemukan pada monyet penangkaran di Denmark pada tahun 1958.

 

 

Badan kesehatan PBB mengusulkan mpox mengikuti pedoman yang dirilis pada 2015 untuk meminimalkan efek negatif yang tidak perlu pada negara, ekonomi, dan masyarakat.

Pedoman tersebut merekomendasikan untuk menghindari nama yang mengacu pada hewan, lokasi geografis dan kelompok etnis, seperti "flu babi" dan "Sindrom Pernafasan Timur Tengah."

Nama penyakit, menurutWHO, harus terdiri dari istilah deskriptif generik, berdasarkan gejala yang ditimbulkannya.

Cacar monyet mulai menyebar di luar Afrika tengah dan barat, tempat endemiknya, pada bulan Mei. Hingga Sabtu, 81.107 kasus dan 55 kematian telah dilaporkan ke WHO tahun ini di 110 negara dan wilayah, terutama pada pria yang berhubungan seks dengan pria.

 

KOMENTAR