IHSG Menguat di Awal Pekan: Senin (20/10/2025)

Sifi Masdi

Monday, 20-10-2025 | 10:39 am

MDN
Ilustrasi pergerakan saham [ist]

 

 

Jakarta, Inakoran

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada awal pekan ini, Senin (20/10/2025), bertepatan dengan momentum satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG dibuka di level 7.988,45 dan sempat menguat 0,76% ke posisi 7.975,77 pada pukul 09.02 WIB. Sepanjang awal sesi perdagangan, IHSG bergerak di kisaran 7.969,76–8.001,88, dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai sekitar Rp14.830 triliun.

 

Kenaikan ini menjadi sinyal positif setelah pada perdagangan Jumat (17/10/2025) lalu, IHSG sempat terkoreksi cukup dalam, melemah 2,57% ke level 7.915,66.

 


BACA JUGA:

Harga Emas Antam  Catat Rekor, Naik Rp78.000 Per Gram

IHSG Dibuka Melemah Tipis, Tapi Saham Jumbo Masih Perkasa

Menkeu Purbaya Optimis Permintaan Listrik Naik


 

Penguatan IHSG hari ini ditopang oleh saham-saham berkapitalisasi besar, terutama di sektor perbankan dan teknologi digital. Saham perbankan raksasa kompak dibuka bertenaga, antara lain: BBCA (Bank Central Asia) naik 2,00%, BMRI (Bank Mandiri) naik 1,23%, BBRI (Bank Rakyat Indonesia) naik 1,43%.

 

Dari sektor lain, saham WIFI (PT Solusi Sinergi Digital Tbk.) melonjak 6,86%, sementara PANI (PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk.) naik 4,63%, menunjukkan rotasi dana investor menuju saham-saham yang sempat terkoreksi dalam beberapa waktu terakhir.

 

Penguatan IHSG kali ini bertepatan dengan setahun pemerintahan Prabowo–Gibran, yang dilantik pada 20 Oktober 2024. Momen ini memberi dorongan psikologis positif bagi pelaku pasar, di tengah ekspektasi terhadap stabilitas ekonomi dan keberlanjutan kebijakan fiskal pemerintah.

 

Menurut Indri Liftiany Travelin Yunus, Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), pasar saham Indonesia berpotensi melanjutkan penguatan sepanjang pekan ini (20–24 Oktober 2025).

“IHSG kemungkinan bergerak bervariatif cenderung menguat dalam rentang support 7.730 hingga resistance 8.100,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

 

Indri menilai optimisme pasar ditopang oleh pemangkasan suku bunga global serta rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lebih baik dari perkiraan. Namun, ia juga mengingatkan bahwa pasar masih akan mencermati perkembangan ketegangan baru antara AS dan China yang kembali memanas pekan lalu.

 

Dari sisi domestik, kabar positif datang dari rencana pemerintah menurunkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 8%, sebagai upaya memperkuat daya beli masyarakat dan menggairahkan sektor riil.

“Investor kemungkinan akan memanfaatkan kondisi market yang sempat terkoreksi untuk melakukan bottom fishing, terutama pada saham-saham dengan valuasi menarik,” tambah Indri.

 

Ia juga memperkirakan, strategi alokasi dana pekan ini akan condong ke sektor-sektor sensitif terhadap suku bunga seperti perbankan, properti, dan infrastruktur, sekaligus memanfaatkan momentum di emiten komoditas terutama emas serta saham-saham konglomerasi.

 

Disclaimer:

Perlu diingat bahwa investasi di pasar saham selalu melibatkan risiko. Oleh karena itu, selalu lakukan penelitian Anda sendiri dan konsultasikan dengan penasihat keuangan profesional sebelum membuat keputusan investasi.

 

 

 

KOMENTAR