Indonesia Tolak Upaya Relokasi Paksa Warga Gaza Palestina

Timoteus Duang

Friday, 11-04-2025 | 10:59 am

MDN
Menteri Luar Negeri, Sugiono. FOTO: BPMI Setpres

JAKARTA, INAKORAN.com - Pemerintah Indonesia tengah memperkuat langkah diplomasi dan misi kemanusiaan di wilayah Timur Tengah, terutama terkait situasi terbaru di Palestina.

Isu ini menjadi sorotan utama dalam lawatan kenegaraan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, ke beberapa negara kawasan seperti Turki, Uni Emirat Arab, Mesir, Qatar, dan Yordania.

 

Menteri Luar Negeri Sugiono menyampaikan bahwa agenda kunjungan Presiden Prabowo tidak hanya mencakup pembahasan kerja sama bilateral, namun juga bertujuan untuk melakukan diskusi mendalam mengenai dinamika geopolitik dan aspek kemanusiaan di Palestina.

“Beliau melawat melakukan kunjungan kenegaraan ke beberapa negara di kawasan ini, kawasan Timur Tengah dan Turkiye, dalam rangka untuk berkonsultasi mengenai situasi geopolitik dan juga isu-isu lain,” ujar Sugiono, dikutip dari keterangan pers laman resmi Sekretariat Presiden, Jumat (11/4/2025).

Pemerintah Indonesia kembali menegaskan sikap konsistennya dalam mendukung hak-hak rakyat Palestina serta mengecam keras segala bentuk pemindahan paksa terhadap warga Gaza.

Sugiono menekankan bahwa setiap tindakan kemanusiaan yang dilakukan Indonesia harus didasarkan pada persetujuan dari semua pihak yang terlibat.

“Dari awal juga kami sudah menyampaikan dari Kementerian Luar Negeri bahwa Indonesia tidak setuju dengan upaya relokasi paksa warga Gaza under any pretext, dalam bentuk apapun. Semua ini dilakukan harus suka rela dan dengan persetujuan dari semua pihak yang ada di Palestina,” tegasnya.

Terkait bantuan kemanusiaan, Indonesia menyatakan kesiapan penuh untuk terlibat aktif, termasuk kemungkinan mengevakuasi korban luka, anak-anak yang kehilangan orang tua, serta para pelajar terdampak konflik ke Indonesia, selama ada permintaan dan kesepakatan dari semua pihak terkait.

“Jika diminta, jika dibutuhkan, Indonesia siap untuk melakukan upaya-upaya dalam rangka mencapai perdamaian itu tadi, dan dalam rangka kesiapan itu juga dan kesinambungan bantuan kemanusiaan dari Indonesia, kita siap jika ada warga Gaza yang perlu dievakuasi,” jelas Menlu.

Sugiono menjelaskan bahwa bentuk dukungan ini merupakan manifestasi nyata dari rasa empati dan solidaritas bangsa Indonesia.

“Kita ingin menyampaikan rasa kepedulian dan kemanusiaan. Kita siap jika dibutuhkan untuk menampung korban-korban luka, anak yatim, kemudian anak-anak, pelajar-pelajar untuk dirawat di Indonesia dan pada saatnya mereka juga harus kembali ke Gaza,” imbuhnya.

Saat ini, Presiden Prabowo sedang berkonsultasi dengan para pemimpin negara di kawasan Timur Tengah.

Hasil dari dialog ini nantinya akan menjadi dasar dalam merumuskan langkah konkret serta prosedur pelaksanaan bantuan kemanusiaan.

“Jadi saat ini perlu saya jelaskan juga, ini kan kita masih berkonsultasi. Beliau masih berkonsultasi dengan pemimpin-pemimpin di kawasan ini.”

“Hasil konsultasi itulah nanti jadi pertimbangan untuk keputusan terakhirnya seperti apa. Semuanya harus sepakat, semuanya setuju. Kalau ada yang tidak setuju berarti no deal,” tegas Menlu.

Pemerintah menegaskan kembali bahwa semua inisiatif kemanusiaan yang digagas bukan ditujukan untuk pemindahan permanen warga Palestina, melainkan sebagai bentuk nyata dari solidaritas dan keprihatinan Indonesia terhadap penderitaan rakyat di Gaza.

 

KOMENTAR