Ini Cara Seorang Guru Muslim Mesir Merawat Kerukunan Antar Agama

Binsar

Friday, 23-11-2018 | 17:27 pm

MDN
Heba Saad Hashash, seorang guru perempuan Mesir bergama Muslim, mempunyai cara tersendiri dalam merawat dan menjaga kerukunan hidup dengan sesama yang berbeda agama dengan dirinya. [ist]

Kairao, Inako –

Heba Saad Hashash, seorang guru perempuan Mesir bergama Muslim, mempunyai cara tersendiri dalam merawat dan menjaga kerukunan hidup dengan sesama yang berbeda agama dengan dirinya.

Dan cara yang ia lakukan sangat sederhana sebab setiap orang dijamin pasti bisa menirunya, di mana pun dan kapanpun bila ada kehendak baik.

Diberitakan, belum lama ini, Heba bersama sejumlah anak didiknya yang juga beragama Muslim, melakukan aksi yang menuai pujian dari banyak kalangan. Bersama para siswa didiknnya, dia membersihkan gereja katolik Koptik Mesih yang berada di Mallawi, wilayah Minya, Mesir Selatan.

Aksi itu sontak mendapat beragama kmentar dan reaksi banyak kalangan, ketika foto-fotonya saat membersihkan gereja untuk ibadah umat Kristen Koptik Mesir itu, telah viral di media sosial (medsos).

Dalam sebuah wawancara dengan Al-Arabiya.net, guru tersebut mengaku ada beberapa orang yang keberatan dengan tindakannya. Namun, dia percaya agama yang dia yakini mengajarkan cinta dan toleransi.

Hashash mengatakan apa yang dia lakukan juga untuk mempromosikan tanah airnya yang penuh cinta dan toleransi setelah baru-baru ini serangan teroris melanda biara bernama Monastery of St. Samuel the Confessor yang menewaskan tujuh orang.

Perempuan Muslim ini menegaskan bahwa tugasnya sebagai pendidik, guru dan direktur sekolah adalah untuk memberi contoh yang baik tentang perdamaian dan koeksistensi antaragama. 

Dia juga ingin mendidik generasi Muslim saat ini dan yang akan datang untuk menjadi warga Muslim yang baik, dengan beriman kepada Tuhan dan para Nabi-Nya.

"Rasul itu percaya dalam apa yang telah diwahyukan kepadanya dari Tuhannya, seperti yang dilakukan orang-orang beriman. Masing-masing (dari mereka) percaya pada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan utusan-Nya," kata Hashash, yang dilansir Kamis (22/11/2018) malam.

"Kami tidak membuat perbedaan antara satu dan yang lain dari utusan-Nya," ujarnya mengacu pada para Nabi.

Heba Hashash mengatakan bahwa dia mengumpulkan sekitar 15 murid, yang semuanya mendapat persetujuan dari keluarganya, dan pergi ke gereja.

Dia sendiri membersihkan gereja dengan sapu seperti yang dilakukan murid-muridnya. Mereka juga membersihkan perpustakaan dan setiap jengkal bangunan gereja. 

Dia terkejut ketika tahu ada yang mengambil fotonya saat membersihkan tempat ibadah tersebut, yang akhirnya menyebar luas di media sosial.

Pujian untuk Heba Hashash datang dari komunitas Muslim dan Kristen Koptik di kota Mallawi atas apa yang telah dia lakukan. Dia menekankan bahwa perasaan cinta dan kasih sayang antara Muslim dan Kristen Koptik di Mesir adalah nyata dan mendalam, bukan hanya slogan yang diungkapkan hanya di depan media.

KOMENTAR