Kelangkaan Pupuk di Indonesia dan Pentingnya Program Kartu Sakti Ganjar-Mahfud

Saverianus S. Suhardi

Wednesday, 03-01-2024 | 10:02 am

MDN
Ganjar saat bertemu dengan para petani di Demak [Foto: Instagram Ganjar Pranowo]

 

Jakarta, Inakoran.com

Jawaban Ganjar Pranowo ketika ditanya soal kelanggakaan pupuk di Jawa Tengah oleh Prabowo Subianto saat debat perdana calon presiden sepertinya mewakili suara petani di penjuru Indonesia.

Saat itu, Ganjar dengan lugas menjawab, masalah kelangkaan pupuk terjadi di banyak wilayah di Indonesia, bukan hanya di Jawa Tengah. Capres berambut putih itu mengetahui hal tersebut karena ia sudah berkeliling di banyak titik.

BACA JUGA: Ganjar Pranowo Beri Wejangan ke Gen-Z: Kesuksesan Butuh Proses Kreatif

Usai debat capres, seperti biasanya, Ganjar kembali bertemu dengan masyarakat, termasuk para petani. Dia menemukan persoalan yang sama: mereka mengeluhkan kelangkaan pupuk.

“Katanya pupuk langka hanya di Jawa Tengah saja, ternyata di sini nasibnya juga sulit mendapatkan pupuk yang sesuai kebutuhan,” kata Ganjar saat berdialog dengan para petani di Indamayu pada Sabtu (23/12/2023).

Di Trucuk, Klaten pada Rabu (27/12/2023), Ganjar juga menerima keluhan soal kelangkaan pupuk dari para petani tembakau.

Capres usungan PDI Perjuangan, PPP, Hanura, dan Perindo itu kembali menemukan masalah yang sama ketika bertemu dengan pada petani di Wilalung, Demak pada Selasa (02/01/2024).

Menurut Ganjar, kelangkaan pupuk terjadi karena subsidi dari pemerintah berkurang setiap tahun.

“Jadi kemarin saya sudah keliling Indonesia, perusahaannya sama, karena memang dari tahun ke tahun subsidi pupuk itu dikurangi. Maka akhirnya tidak terpenuhi,” kata Ganjar di hadapan para petani di Demak.

Oleh karena itu, Ganjar berkomitmen akan menambah pasokan pupuk bersubsidi kepada para petani.

“Soal pupuk insyaallah kami sudah mulai menghitung kita kurang lebih butuh paling enggak tiga pabrik lagi,” kata Ganjar.

BACA JUGA: Ganjar Minta Pihak Tertentu Hentikan Politisasi Bansos

Ketika berdialog dengan para petani di Indramayu, Ganjar menjelaskan kelangkaan pupuk sebenarnya tidak hanya diatasi dengan menambah jumlah, tetapi juga pupuk itu mesti didistribusikan tepat waktu dan tepat sasaran.

“Rasa-rasanya, memang jumlahnya yang perlu ditambah. Tetapi percuma pupuk datang saat petani sedang tidak menanam. Maka harus tepat waktu,” kata Ganjar.

“Kalau yang punya lahan lebih dari dua hektare tidak behak mendapat subsidi, tapi praktiknya mesti jujur ya. Jadi jumlahnya ditambah, tetapi mencatatnya harus benar,” tambah Ganjar.

Oleh karena itu, Ganjar menyebut KTP Sakti sangat dibutuhkan karena menyederhanakan berbagai kartu subsidi, termasuk kartu petani dan menjamin bantuan-bantuan, sepeti pupuk subsidi, tepat sasaran.

“Itulah mengapa kita membutuhkan satu data pertanian. Maka, besok akan kita pakai semua kartu-kartu kita hapus saja. Jadikan satu, pakai KTP. Jadi nanti kalau mau nebus cuma pakai itu.”

 

KOMENTAR