Kelas Menengah Indonesia Menurun 57,3 Juta Jiwa Pada 2024
JAKARTA, INAKORAN
Daya beli masyarakat kelas menengah Indonesia menurun drastis oleh pukulan Covid-19 ditambah dengan PHK besar-besarn pada dunia Industri.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data yang menunjukkan penurunan signifikan pada proporsi kelas menengah dari 57,33 juta jiwa pada 2019 menjadi 47,85 juta jiwa pada 2024, yakni klasifikasi miskin, rentan miskin, dan Aspiring Middle Class (AMC).
baca:
Menko PMK : Tugas Krusial Pemerintah Jaga Kelas Menengah Tidak Merosot ke Kemiskinan
Penurunan angka ini dipengaruhi faktor pandemi COVID-19. Pandemi COVID-19 telah melumpuhkan berbagai sektor, salah satunya di sektor perdagangan internasional. Penurunan permintaan global ini berdampak pada perusahaan mengurangi jumlah pekerja atau memotong jam kerja, sehingga pendapatan karyawan menurun.
Efeknya, daya saing perusahaan lokal menurun akibat persaingan dengan negara lain yang lebih kompetitif. Pola konsumsi yang meningkat, didukung akses mudah ke pinjaman online, judi online, dan produk gaya hidup murah, semakin memperparah kondisi ini.
Ekonomi Indonesia sangat bergantung pada sektor konsumsi yang menyumbang sekitar 60 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Konsumsi adalah sandaran perekonomian di banyak negara termasuk Indonesia. Jika kelas menengah terus menurun, pertumbuhan ekonomi akan melambat.
TAG#kemiskinan
182194198
KOMENTAR